Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Bank Mandiri Berikan Rp 5,1 Miliar untuk Yatim dan Dhuafa

Gambar
RMI-NU, JAKARTA — Bank Mandiri memberikan bantuan senilai Rp 5,1 miliar kepada ribuan anak yatim dan kaum dhuafa. Penyerahan bantuan tersebut berasal dari dana Bina Lingkungan Bank Mandiri tahun 2012.  Diberikan dalam acara buka puasa bersama jajaran direksi Bank Mandiri, di Jakarta, Sabtu (28/7/2012), bantuan tersebut terdiri dari Rp 1,325 miliar untuk santunan kepada 5.300 anak yatim dan dhuafa, Rp 950 juta untuk masyarakat kurang mampu, Rp 825 juta untuk memperbaiki prasarana di 145 yayasan anak yatim dan anak cacat di sejumlah wilayah di Indonesia, serta Rp 2 miliar untuk pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di lima pondok pesantren di bawah naungan PB Nahdatul Ulama. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, bulan Ramadhan merupakan momentum tepat untuk mendapatkan pencerahan setelah sebelas bulan disibukkan dengan persoalan-persoalan duniawi. "Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami kepada lingkungan," kata Zulkifl

Silaturahmi PW. RMI-NU Jabar ke PP. RMI-NU

Gambar

Denyut Pesantren di Pulau Dewata

Gambar
RMI-NU--Letak Dusun Banjar Kembang, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, belasan meter saja dari bibir Selat Bali. Angin pantainya tak putus menerpa penduduknya yang kental akan kultur Melayu. Suasananya demikian sejuk, seteduh iklim pendidikan Pondok Pesantren Miftahul Hikmah di ujung barat Pulau Dewata itu. Pesantren asuhan Mustasyar PCNU Jembrana KH Muhammad Yasin ini menjadi salah satu lambang bagi keharmonisan dan pertumbuhan Islam di provinsi berpenganut Hindu mayoritas. Pergumulan dengan masyarakat non-muslim bukan halangan untuk tetap eksis dan mengembangkan diri. Datuk Yasin, sapaan akrab KH Muhammad Yasin, merintis Pesantren Miftahul Hikmah sejak tahun 1958. Kerja keras, komitmen, dan ketulusan membuat dirinya berhasil membangun di atas lahan wakaf seluas kurang lebih 600 meter persegi di Jalan Pantai Selatan No 4, Desa Cupel. Tak ada klaim, jerih payah itu dilakukan sendirian. Kerendahan hatinya berucap, ini berkat kerja sama dari masyarakat sekitar

Atlas Walisongo: Buku Pertama yang Mengungkap Walisongo Sebagai Fakta Sejarah

Gambar
Atlas Walisong Jika selama ini Wali Songo masih dianggap kisah fiktif atau mitos, buku Atlas Walisongo membantahnya. Inilah buku pertama yang mengungkap Wali Songo sebagai fakta sejarah. Atlas Wali Songo Buku Pertama yang mengungkap Wali Songo sebagai Fakta Sejarah  Belum lama ini, tepatnya pada 23 Juni 2012 telah terbit buku Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo sebagai Fakta Sejarah. “Membaca buku Atlas Wali Songo, kita mendapatkan bukti-bukti historis yang meyakinkan tentang sejarah Wali Songo yang sangat kita hormati itu, sehingga tingkat kredibilitas dan validitasnya lebih tinggi. Dengan demikian kehadiran Wali Songo tidak lagi ditempatkan dalam pinggiran sejarah sebagaimana terjadi selama ini,” kata Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA dalam kata pengantar buku Atlas Wali Songo. “Dalam membaca sejarah Wali Songo, selama ini kita selalu terombang-ambing antara mitos dan fakta. Akibatnya, ketika menyampaikannya, kita merasa kurang yakin. Tetapi, d

Pondok Pesantren pun Makin Membuka Diri pada Internet

RMI-NU, SURABAYA: Ratusan pondok pesantren (ponpes) di Jawa Timur mulai menyadari pentingnya teknologi komunikasi. Melalui program "internet sehat dan aman (insan) goes to pesantren", komunitas yang awalnya menabukan dunia maya itu kini berbalik optimistis bisa meningkatkan wawasan dan pengetahuan para santrinya lewat teknologi modern itu. Salah seorang santri Ponpes Nurul Qodim, Paiton, Probolinggo, Muhammad Said, mengaku gemetar ketika pertama kali membuka internet. "Saya tidak pernah tahu apa itu internet karena aturan pondok melarang kami berinternet," ujarnya saat menghadiri seminar tentang internet yang melibatkan 214 ponpes se-Jatim, di Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Surabaya, belum lama. Wajar saja apabila Said terlihat terkagum-kagum melihat kehebatan teknologi komunikasi itu. Sosok Said hanyalah gambaran dari mayoritas ponpes di Jawa Timur yang lebih mengedepankan sisi buruk dibanding manfaat yang bisa diserap dari media bernama internet.

Berani Berinovasi dan Berpikir Kreatif

Gambar
RMI-NU, Kalimantan Selatan-- Direktur Commercial dan Business Banking Bank Mandiri Sunarso (empat dari kiri) seusai memberikan bantuan dana program Bina Lingkungan kepada 11 pondok pesantren di Martapura, Kamis (12/7).  Menjadi pengusaha sukses merupakan keinginan banyak orang. Namun, saat memulai usaha, kebanyakan orang akan membayangkan hal-hal yang menakutkan, salah satunya kerugian, baik secara finansial,waktu maupun tenaga. Hal inilah yang selalu ada di benak Abdul Rasyid (20), santri dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Agama Darussalam, Martapura, Kalimantan Selatan, ketika meneruskan usaha kue yang telah dirintis ibunya. Keinginan Abdul Rasyid untuk berwirausaha sebenarnya sudah cukup lama terpendam, tapi untuk memulainya ia tidak tahu harus dari mana.“Saya tidak tahu harus berbuat apa untuk membesarkan usaha kue yang sudah dirintis ibu.Apalagi modal yang saya punya pun paspasan,” ujarnya kepada Harian SINDO saat seminar dan workshop sehari Wirausaha Muda Mandiri (WMM

Lambang Organisasi

Gambar
Sesuai hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional dalam Alat-alat Kelengkapan Rabithah Ma'ahid Islamiyah Bab 1, hal. 67, mengenai Lambang Organisasi bahwa; Lambang Organisasi RMI berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 2:3 panjang kali lebar   Warna dasar hijau, di dalamnya terdapat gambar bola dunia yang dilingkari tali tersimpul, di kelilingi oleh 9 (sembilan) bintang, 5 (lima) bintang terletak m elingkari di atas garis khatulistiwa yang terbesar di antaranya terletak di tengah atas, sedang 4 (empat) bintang lainnya terletak melingkar di bawah garis khatulistiwa, dengan tulisan NAHDLATUL ULAMA dalam huruf Arab yang melintang dari sebelah kanan bola dunia ke sebelah kiri, semua terlukis dengan warna putih dan di bawahnya ada tulisan RMI-NU

Tanamkan Jiwa Entrepreneurship di Kalangan Santri

Gambar
RMI-NU, Magelang--Direktur Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman menyerahkan bantuan dana Rp200 juta kepada Pemimpin Ponpes API Tegalrejo KH M Yusuf Chudlori.  Kendati berdiri di luar ruangan,Nasrudin (30) tampak antusias dan bersemangat mendengarkan berbagai pengalaman dan tips yang dipaparkan oleh pengusaha nasional Aunur Rofiq, penulis buku ”Negeri 5 Menara” Ahmad Fuadi,Pemenang I Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2010 Ahmad Abdul Hadi dan Finalis WMM 2009 Firmansyah Budi.  Nasrudin, yang baru setahun menekuni usaha sate buah di Magelang, mengaku sangat terkesan dengan pengalaman Ahmad Fuadi yang memiliki pedoman hidup sama dengan dirinya. ”Man jadda wajada yang memiliki arti ‘Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil’ menjadi rangkaian kata yang memiliki kekuatan dahsyat dalam menjalani hidup saya,” ujarnya kepada SINDO saat mengikuti workshop sehari WMM Goes to Pesantren di Pondok Pesantren (Ponpes) Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Ten

Mahfud MD: Pesantren Harus Ikut Berantas Korupsi

RMI-NU, Semarang--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengatakan bahwa pondok pesantren harus ikut dalam pemberantasan korupsi tanpa harus membuat partai politik. Hal itu dikatakan Mahmud MD usai menghadiri Sarasehan Akbar di Pondok Pesantren Al Itqon, Tlogosari Kulon di Semarang Jawa Tengah hari Sabtu (4/7/2012). “Pemberantasan korupsi oleh pondok pesantren tidak perlu menjadi partai politik, tapi melakukan gerakan politik, yakni gerakan untuk mempengaruhi policy,” kata Mahfud. Ia menjelaskan, peran pondok pesantren itu penting karena dalam sejarahnya mereka juga ikut secara besar-besaran menggalang kekuatan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, hingga ikut membuat konstitusi dan ideologi, serta melawan komunisme. “Teriakan-teriakan dari pondok pesantren dalam memberantas korupsi saat ini ditunggu karena semua orang, pejabat dan aparat penegak hukum seperti sudah tuli,” ujarnya menambahkan. Demikian dilansir Antara News.*

Laporan Pelaksanaan Program RMI-NU, Periode 2010-April 2012

Program kerja RMI-NU, kepengurusan tahun 2010-2015 adalah mengupayakan peningkatan peran pesantren sebagai tafaquh fiddin, pendidikan, dan pengembangan masyarakat. Lebih lanjut adalah upaya agar pesantren menjadi pusat peradaban, yang menggerakkan geliat kehidupan di segala bidang, baik duniawi maupun ukhrawi. Sasaran program yang RMI-NU, pertama, internal RMI-NU. Kedua, Pesantren. Dan ketiga, masyarakat/Nahdliyin. Sedang bidang yang menjadi fokus dari kepengurusan RMI-NU 2010-2015 ini; Keilmuan di pesantren, manajerial baik RMI-NU maupun pesantren, dan Sosial ekonomi kemasyarakat melalui pesantren. Dalam kepengurusan ini ada sepuluh bentuk program yang digarap RMI, yakni; Penguatan institusi pesantren sebagai kader ulama Penguatan wawasan, paham, dan akidah ahlusunnah wal jamaah melalui penerbitan (buletin, jurnal, buku, website) dan halaqah Peningkatan kapasitas kelembangaan pesantren di bidang manajemen dan administrasi Peningkatan kualitas sumber daya manusia (kyai, ust

Pemenang Anugrah Wirasantri Mandiri 2012

Gambar
Pemenang Lomba Presentasi Bisnis, Anugrah Wirasantri Mandiri 2012 Kategori pertanian, Perikanan, Peternakan : Juara 1 ; Budidaya Bayam Merah Vertikultur (PP Al-Yasini Pasuruan, HIPSI) Juara 2 ; Bisnis Mina Padi (Nurul Ummah) Juara 3 ; Budidaya Pepaya California (Banyuwangi, Min Hajjut Tullab) Harapan 1 ;Bbudidaya bunga melati yg menjanjikan (PP Al-Yasini Pasuruan, HIPSI) Harapan 2 ; Budidaya Rumput laut (Al-Yasini Pasuruan/Hipsi) Harapan 3 ; Budidaya Lidah Buaya (Al-Yasini Pasuruan/HIPSI) Kategori Perdagangan: Juara 1 ; Doktor Pepes (Nurul Umah) Juara 2 ; Nabil Deleviry Service (Darul Ulum Jombang) Juara 3 ; Gula Jawa (PP Nurul Ummah) Harapan 1 ;Rumah Makan sayur Mayur (Al-Yasini Pasuruan/HIPSI) Harapan 2 ; Design Grafis Percetakan   (AL-MUNAWWIR PUTRI, Krapyak) Harapan 3 ; Koperasi Akhirat (AL-MUSYAFFA, Kendal) Kategori Industri Kreatif : Juara 1 ; Usaha Industri Kreatif, Raudotul Ulum Juara 2 ; Pengolahan tepung dari Mangga (Al-Yasin

Pesantren Harus Turun Selamatkan Indonesia

RMI-NU, SEMARANG - Pondok pesantren diminta turun ke gelanggang menyelamatkan negara yang ambruk akibat korupsi. Gerakan politik yakni dengan memengaruhi kebijakan penguasa dinilai sebagai cara efektif agar Indonesia tidak kolaps. Hal itu disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dalam sarasehan di aula pondok pesantren Al Itqon Gugen Tlogosari Wetan Semarang, Sabtu (14/7). Mantan Menteri Pertahanan ini mengatakan pesantren dituntut sejarah untuk turun seperti halnya ketika awal perintisan kemerdekaan dan tahun 1965 saat komunisme dan PKI mengancam. "Dulu pesantren andil besar membangun negara, tapi setelah berhasil kembali lagi ke dalam tidak ikut menjadi pengatur pemerintahan," katanya dihadapan pengelola pesantren se-Jawa Tengah. Kran reformasi yang dibuka paksa pada 1998 mendorong arus santri masuk birokrasi dan terbukti dapat membuat perubahan positif. Alumni pesantren, katanya, tidak hanya faham tentang agama tetapi juga urusan pemerintahan. "Pes

Mengembalikan Citra Positif Pesantren

Di tengah maraknya wacana mengenai isu terorisme seperti sekarang, pesantren merupakan salah satu lembaga yang turut mendapat stereotip negatif. Lembaga ini bahkan mendapat stigma negatif sebagai sarang teroris. Pesantren juga dicurigai telah menjadi tempat perkecambahan (breeding ground) radikalisme di Indonesia. Setidaknya ada dua faktor utama yang melatarbelakangi stigmatisasi negatif terhadap pesantren terkait isu terorisme. Pertama, adanya oknum-oknum pesantren yang terbukti melakukan tindakan teror seperti para pelaku pemboman di Bali, Jakarta dan daerah-daerah lain. Aksi menyimpang oleh sebagian kecil oknum pesantren ini seyogianya tidak bisa digunakan untuk men-generalisir pesantren secara umum. Kedua, interpretasi yang salah oleh sebagian orang terhadap konsep jihad dalam Islam. Jihad diartikan sebagai aktivitas mengangkat senjata dan membunuh musuh dalam kondisi apa pun. Inilah yang kemudian menimbulkan tuduhan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh sebagian umat Islam merup

Disperindag Jateng Bidik Pengembangan IKM di Pesantren

RMI-NU, KUDUS - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah tahun ini membidik pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) di lingkungan Pesantren. Pesantren dianggap strategis mengembangkan potensi industri karena memiliki santri sebagai calon enterpreneur sekaligus pengaruh yang besar terhadap lingkungan. ''Di eks Karsidenan Pati ini kami membidik pengembangan IKM di pesantren karena potensi yang dimiliki pesantren di daerah ini sangat tinggi. Sehingga IKM yang dikembangkan di pesantren bisa menjadi pembelajaran bagi santrinya untuk menyiapkan diri ketika lulus,'' ujar Soehartono, Kepala Seksi Mesin dan Peralatan pada Disperindag Provinsi Jateng di sela-sela Pelatihan Teknik Produksi Bagi IKM di Lingkungan Pesantren yang digelar Jum'at (29/6) di Hotel Abbas Kudus. Program pelatihan yang digelar Disperindag ini diharapkan mampu menambah jumlah pesantren yang turut mengembangkan industri. Ini karena baru sebagian pesantren yang telah memiliki usah