Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Sitemap

Gambar

Ratusan Santri Ikuti Workshop Kewirausahaan

Gambar
TASIKMALAYA, RMI-NU – Sebanyak 152 Pesantren berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya mengikuti workshop wirausaha muda Mandiri ke empat yang diselenggarakan di Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Peserta workshop itu hingga mencapai 500 orang. Vice President Bank Mandiri area Jawa Barat, Iman Himawan mengatakan workshop merupakan implentasi kemitraan dan bina lingkungan Bank Mandiri. Diharapkan dengan ini mampu menciptakan pemimpin di masa depan dalam melakukan kewirausahawan dari para santri yang mampu menghidupkan usaha kreatif serta inovatif. Bahkan Iman menjelaskan, dipilihnya kewirausahaan di pesantren ini agar dapat lebih mengakar di masyarakat. Ini dianggap suatu modal untuk membangkitkan semangat kewirausahaan para santri serta dapat menumbuhkembangkan sentra ekonomi khususnya di lingkungan pesantren dan umumnya masyarakat. Pimpinan Ponpes Miftahul Huda Manonjaya, KH. Abdul Aziz Apandi, mengungkapkan dalam kewirausahaan ini bukan hanya ‘daga

Pesantren Nurul Huda Kembangkan Ternak Kelinci

Probolinggo-Selain burung, kelinci juga merupakan hewan yang lucu. Tak heran bila banyak masyarakat yang mengaguminya dan berupaya untuk memilikinya sebagai hewan piaraan di rumah. Melihat hal tersebut, Ustadz Moh. Alwi selaku pengasuh Pesantren Nurul Huda Desa Lemah Kembar Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo menekuni ternak kelinci. Upaya ternak kelinci yang ia tekuni tersebut terbilang masih baru, karena ia memulai bergelut dengan kelinci tersebut semenjak awal April lalu. Itupun dilatar belakangi oleh salah satu temannya di Malang yang menggeluti dunia kelinci. Moh. Alwi menjelaskan yang menjadi faktor ketertarikannya untuk menggeluti ternak kelinci itu salah satunya, selain hewan yang lucu kelinci juga merupakan hewan yang kebal terhadap penyakit dibandingkan dengan hewan yang lain, seperti halnya ayam dan kambing. Selain itu, kelinci juga terbilang cepat dalam hal perkembangbiakannya/reproduksi. Pasalnya, kelinci hanya membutuhkan waktu 1-2 bulan sudah melahirkan.

WIRAUSAHA: Komunitas Pesantren Genjot 1 Juta Pengusaha Santri

Gambar
TASIKMALAYA—Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) mengejar target 1 juta santri pengusaha hingga 5-10 tahun ke depan untuk membantu pengentasan angka pengangguran di Indonesia. Ketua Dewan HIPSI Ainur Rofiq mengatakan sejumlah program sedang disiapkan antara lain training dan pelatihan motivasi kepada santri di berbagai pondok pesantren di Indonesia. “Kami juga membangun jaringan berwirausaha, minimal usaha berjalan di lingkaran anggota HIPSI,’ katanya, Kamis (22/11). Dia menuturkan pelaku usaha di Indonesia saat ini kurang dari 2%. Program 1 juta santri pengusaha ini diharapkan mampu mendongkrak jumlah pelaku usaha di Tanah Air. Dia menyebutkan jika 1 juta santri masing-masing memiliki masing-masing enam karyawan maka angka pengangguran di Indonesia bisa berkurang drastis.(k55/yri) Post: www.bisnis.com Repost: Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP-RMI-NU)

Pesantren Sukses Kembangkan Koperasi

Gambar
RMI-NU - Sejak 2007 hingga sekarang, Pondok Pesantren Al-Huda Turalak Baregbeg, Ciamis, Jawa Barat, telah merintis budi daya ikan gurame air tawar.  Gurame yang dikembangkan di Al-Huda bukan penjualan ikannya, melainkan pembenih an sampai ikan berukuran sebesar kotak korek api.  Pimpinan Pondok Pesantren Al-Huda Turalak Baregbeg, Ciamis, Jawa Barat, KH Deden Abdul Aziz, mengatakan proses ini membutuhkan waktu lebih singkat sekitar sebulan sampai dua bulan. “Setelah itu, dijual. Keuntungannya bisa sampai Rp 20 juta per bulan,” ujarnya. Pada 2005, KH Deden mengembangkan keterampilan perkayuan dan pertukangan melalui Koperasi Pesantren SMK Pesantren Al-Huda Turalak Ciamis. Usaha mebel ini berkembang pesat.  Pada 2010, kopontren mendapat pesanan senilai dari Rp 1 miliar penyediaan mebel untuk 100 sekolah. Setahun kemudian (2011), angkanya berkurang sekitar Rp 700 juta untuk proyek sekolah. Omzet dari usaha perikanan dan mebel per tahun bisa mencapai sekitar Rp 1 miliar.

RMI NU Probolinggo Menyerahkan Karta-NU kepada 300 Warga

PROBOLINGGO - Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Probolinggo Jawa Timur menyerahkan kartu tanda anggota NU (Kartanu) kepada 300 warga NU Kelurahan Wonoasih, Kecamatan Wonoasih, Kamis (1/11/2012). Selain kartu NU, warga Wonoasih juga mendapat sembako dari Wali Kota Probolinggo HM Buchori. Buchori menyatakan salut kepada warga NU karena selalu solid dan kompak. Kekompakan tersebut tampak dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas Kota Probolinggo. Soal bantuan sembako, kata Buchori, itu dimaksudkan untuk mengurangi beban hidup warga miskin dan merupakan kegiatan rutin dirinya selama menjabat wali kota. "Saya minta semua warga NU mengikuti kiai dan ulama, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saya yang juga warga NU sekaligus pemerintah, akan memberikan program terbaik buat NU. Mari kita aplikasikan ahlussunnah wal jamaah dalam kehidupan sehari-hari," katanya. Kegiatan itu juga dihadiri Katib Syuriah PWNU Jatim KH Safrudin Maliki, Ketua

Pondok Pesantren Bantu Pembentukan Karakter Seseorang

Gambar
Sampang : Dengan banyaknya pondok pesantren yang ada di wilayah Pulau Madura, secara langsung dapat membantu membentuk sebuah karakter yang baik terhadap warga masyarakatnya, karena pembentukan karakter yang baik memang sangat diperlukan oleh setiap orang. Jika pembentukan karakter tersebut tidak tergarap, maka mereka tidak akan memiliki kehidupan yang baik dan tidak menghargai satu sama lain. Hal itu diutarakan Ketua Dewan Pendidikan Sampang Ali Daud Bey, Minggu (18/11/12). Menurut dia, dengan banyaknya pondok pesantren di wilayah Madura memang sangat membantu dalam membentuk dan menumbuhkan karakter yang baik. Pasalnya, pembentukan karakter di pesantren dilakukan setiap hari, dan kemana pun seoarang santri melangkah. “Jadi, dengan banyaknya pondok pesantren ini, pendidikan karakter itu masih tergarap. Beruntung di Madura ini masih banyak pesantren,” jelas Daud, Minggu (18/11/12). Menurut Daud, walaupun seseorang sudah memiliki kecerdasan yang tinggi tetapi karakterny

NU Cetak Kader Menjadi Pengusaha Kreatif Dan Inovatif

Surabaya – Selain berdakwah tentang ajaran Islam, Nahdlatul Ulama (NU) melalui Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI), akan mencetak kader NU menjadi pengusaha yang kreatif dan inovatif. Hal tersebut diungkapkan Ketua HIPSI Pusat M Ghozali kepada wartawan di sela Seminar dan Deklarasi HPSI di kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Surabaya, Selasa (13/11/2012). Menurut Ghozali dakwah secara umum sudah banyak dilakukan oleh para tokoh, tapi dakwah lewat perdagangan ini yang masih terbilang jarang disentuh, bahkan seringkali diabaikan. “ HIPSI di bawah organisasi Rabithah Ma'ahid Islamiah (RMI) organisasi pondok pesantren di bawah NU, ingin menjadikan sebagai wadah pendidikan wirausaha santri yang mandiri,” ungkap Ghozali. Dalam upaya menciptakan santri yang mempunyai kemdirian dan mempunyai kehalian dalam berwira usaha, HIPSI menargetnya 1 juta pengusaha dalam 10 tahun ke depan. Guna mengkokohkannya dan menyebarluaskan Spirit Entreprenuership ke para santri

Anang Jadi Brand Ambasador, HIPSI Targetkan 1 Juta Pengusaha Santri

Gambar
Surabaya - Nahdlatul Ulama tidak hanya menyampaikan dakwah tentang ajaran Islam melalui forum seperti pengajian. Namun, melalui Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI), akan mencetak kader NU menjadi pengusaha yang kreatif dan inovatif. "Dakwah secara umum sudah banyak dilakukan oleh para tokoh, tapi dakwah lewat perdagangan ini yang masih terbilang jarang disentuh bahkan diabaikan," ujar Ketua HIPSI Pusat M Ghozali kepada wartawan di sela Seminar dan Deklarasi HPSI di kantor PWNU Jatim, Jl Masjid Al Akbar Surabaya, Selasa (13/11/2012). Ghozali menerangkan, HIPSI di bawah organisasi Rabithah Ma'ahid Islamiah (RMI) organisasi pondok pesantren di bawah NU, ingin menjadikan sebagai wadah pendidikan wirausaha santri yang mandiri. "Targetnya 1 juta pengusaha dalam 10 tahun ke depan," tegasnya. Dalam acara tersebut, HPSI menggandeng Anang Hermansyah dan mengkokohkannya sebagai Brand Ambasador, untuk menyebarluaskan Spirit Entreprenuership ke

NU Ingin Santri Jadi Pengusaha

Gambar
SURABAYA - Angka pengangguran di Indonesia yang masih didominasi oleh kaum muda membuat Nahdhatul Ulama (NU) melahirkan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI). HIPSI membidik sekira empat juta santri di seluruh Indonesia untuk menjadi wirausaha mandiri.  HIPSI sendiri adalah organisasi yang secara langsung dibina berdad dalam induk organisasi RMI NU Pusat ( Rabithah Ma'ahid Islamiyah NU ). Menurut Ketua HIPSI Pusat Muchammad Ghozali, HIPSI ingin menciptakan peluang dengan menciptakan pengusaha-pengusaha baru untuk menyerap tenaga kerja.  Bahkan, kata Ghozali, HIPSI berdiri karena bentuk kepedulian dengan banyaknya pengangguran yang didominasi oleh kaum muda. "Sebagai organisasi di bawah NU menjadi wadah pengembangan pendidikan wirausaha santri yang mandiri. Dengan target satu juta pengusaha santri dalam 10 tahun ke depan," kata Ghozali saat Bussines Gathering di aula Pengurus Wilayah Nahdotul Ulama (PWNU) Jatim, Surabaya, Selasa (13/11/2012). 

RMI NU Gagasan Siapa?

Gambar
Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyyah (RMI) adalah asosiasi Pondok Pesantren di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Saat ini Pondok Pesantren yang bergabung dengan RMI mencapai 23.000 buah di seluruh Indonesia. Di sinilah kekuatan Nahdlatul Ulama, mulai dari kapital sosial, ekonomi, budaya, hingga manusia. Kebesaran RMI tentu menggelitik banyak orang, terutama soal ide: siapakah yang pertama kali menggagas perlunya RMI hadir di Indonesia, minimal di Nahdlatul Ulama? Hal ini penting mengingat dinamika pondok pesantren di Indonesia cukup menarik. Terlebih akhir-akhir ini sering muncul statemen, “Itu bukan pesantren di bawah naungan RMI.” Menurut dokumen yang dimiliki RMI, organisasi ini lahir pada tanggal 20 Mei 1954 dengan nama Ittihad al-Ma’ahid al-Islamiyah yang dibidani oleh KH. Achmad Syaichu dan KH. Idham Kholid. Catatan selain itu tidak ada. Saya ingin menyampaikan dokumen lain yang dimiliki Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Dokumen ini penting mengingat cukup populer di kalangan