Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Halaqah Nasional Pondok Pesantren Se-Indonesia, dilaksanakan PP RMI NU bekerjasama dengan KEMENAG RI

RMI Online, sebagai salah satu upaya untuk pengembangan kesehatan malalui olah raga dan kegiatan seni bagi santri di pondok pesantren, perlu adanya pengkajian atau halaqah oleh para ulama mengenai kegiatan olah raga dan seni yang pantas diselenggarakan dan dikompetisikan dikalangan santri pondok pesantren agar tidak bertentangan dengan ranah syariah, Hal ini dianggap penting mengingat dalam kegiatan olah raga dan seni begitu banyak cabang olah raga dan kegiatan seni yang masih perlu mendapatkan rekomendasi untuk dikompetisikan di kalangan santri Pondok Pesantren, oleh karena itu penyelenggaraan halaqah nasional tentang cabang olah raga dan seni bagi para santri merupakan bagian yang mesti dilakukan, demikian dinyatakan oleh ketu PP RMI, DR. KH. Amin Khaedari, M.Pd dalam jumpa persnya.  Menurutnya, Karena alasan itulah Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyyah bekerjasama dengan Kementerian Agama RI. mengadakan kegiatan Halaqoh Nasional Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia den

Raker Pengurus Pusat RMI NU

Jakarta, RMI NU Online DR.KH. Amin Khaedari, M.Pd dalam jumpa pers 29 Juli 2010 menyatakan bahwa Tgl 24 September Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyyah akan mengadakan raker PP RMI, yang mana focus utama dari raker adalah membahas nasib ponpes yang dinilai masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Pertemuan yang akan diikuti pengurus Pusat RMI NU se-Indonesia itu akan menuntut kepada pemerintah agar lebih memerhatikan ponpes. Selama ini, ujarnya, ponpes diperlakukan diskriminatif oleh pemerintah. Padahal, ponpes yang juga menjadi bagian dari sistem pendidikan di Indonesia memiliki hak yang sama seperti layaknya lembaga pendidikan yang lainnya. Lulusan pondok pesantren, selama ini, belum diakui keberadaannya oleh pemerintah. "Pondok pesantren yang berada di bawah naungan RMI NU, hanya Sidogiri (Pasuruan) dan Lirboyo (Kediri) yang lulusannya atau ijazahnya diakui oleh pemerintah. Sementara, pondok pesantren lain, tidak. Padahal, kalau bicara kualitas, lulus

Penguatan Pesantren Diwujudkan dengan Pemberdayaan RMI

Jakarta, RMI NU Online Salah satu program penting dari kepengurusan PBNU periode 2010-2015 adalah kembali ke pesantren, yang sudah menjadi slogan dari KH Said Aqil Siradj ketika mencalonkan diri menjadi ketua umum PBNU.  Dalam merealisasikan program ini, salah satu Ketua PBNU KH Abbas Muin berpendapat yang harus dilakukan adalah penguatan institusi Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) atau perhimpunan pengelola pesantren NU.  "RMI bisa memposisikan diri untuk menjadi fasilitator bagi berbagai pesantren untuk menjalankan programnya," katanya kepada NU Online baru-baru ini. Jika RMI mampu memberikan dukungan kepada pesantren di lingkungan NU, maka keberadaannya akan semakin dirasakan manfaatnya dan semakin banyak pesantren yang mau bergabung dan terlibat didalamnya. Ia mencontohkan di Jawa Tengah, pesantren secara rutin mengadakan pertemuan selama tiga bulan sekali untuk membicarakan berbagai persoalan yang menyangkut masalah kepesantrenan. Ia berharap RMI mampu memfasilitasi dan me

Idham Chalid Penggagas Rabithah Ma'ahid Islamiah Nahdlatul Ulama (RMI-NU)

Gambar
K.H. Idham Chalid Koordinator Rabithah Ma`ahidil Islamiyah (RMI) Wilayah Barat, K.H. Zaim Ahmad Ma`shoem, menilai mendiang K.H. Idham Chalid sangat menginginkan agar pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama (NU) bersatu. "Semasa hidup, Pak Idham sangat peduli dengan perkembangan dunia pesantren, terutama pesantren NU sehingga kami sangat berduka," kata pria yang akrab disapa Gus Zaim itu saat dihubungi dari Semarang, Minggu. Menurut dia, wafatnya K.H. Idham Chalid meninggalkan duka yang sangat mendalam di kalangan warga Nahdliyin, khususnya seluruh asosiasi pondok pesantren NU yang berada di bawah naungan RMI. "Beliau (K.H. Idham Chalid, red.) adalah salah satu tokoh yang memelopori terbentuknya RMI," kata Gus Zaim yang juga mantan Ketua RMI Jawa Tengah, sayap organisasi NU yang membawahi pondok pesantren tersebut. Sebelum terbentuk RMI, kata dia, pondok pesantren NU bernaung di bawah lembaga Ittihadul Ma`ahid, namun dalam perkembangannya berubah m