Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Religiositas ”Bangsa Wayang”

Gambar
MENJADI ”bangsa wayang”, inilah tempo hari yang sangat dikhawatirkan Tan Malaka, seorang yang hidup sebagai manusia pelarian di sebelas negara dan disebut Yamin perancang republik sebelum kemerdekaannya tercapai melalui bukunya (1925) Naar de Republik Indonesia (Menuju Republik Indonesia). Buku ini lahir jauh sebelum Hatta menulis  Indonesia Vrij (Indonesia Merdeka) (1928) dan Soekarno menuangkan gagasan, ”Menuju Indonesia Merdeka” (1933). Bangsa wayang semiotikanya merujuk kepada sebuah bangsa yang kehilangan jati diri. Tak ubahnya wayang yang hidup dan matinya sepenuhnya berada dalam genggaman takdir ki dalang. Dalam konteks ini, dalang itu dapat bernama gurita ”kepentingan asing” atau juga sifat serakah yang mengalir dalam nadi para penyelenggara negara. Negara yang hilang daulatnya karena dikelola ”para pencuri” yang tidak pernah kehilangan nafsu untuk terus memburu benda dengan menghalalkan beragam cara. Administrasi publik justru tidak untuk kepentingan khalayak, tetapi bag

An Interview with Dr H. Marsudi Syuhud, General Secretary of Nahdlatul Ulama (NU): On Indonesia’s Diversity and Interfaith Experience

The Global Peace Festival (GPF) Malaysia recently interviewed with Dr. H. Marsudi Syuhud, fondly known as Pak Marsudi, on his view about Indonesia’s diversity and interfaith experience. He is currently the General Secretary of Nahdlatul Ulama (NU), the largest Muslim organisation in Indonesia, and is an influential force in Indonesia’s peaceful coexistence among its Muslim-majority, diverse ethnic society. An Interview with Dr H. Marsudi Syuhud, General Secretary of Nahdlatul Ulama (NU): On Indonesia’s Diversity and Interfaith Experience  Below is an excerpt of the interview: The Global Peace Festival (GPF) Malaysia After the 9/11, there’s a surge rise in Islamic fundamentalism and Islamophobia among Muslims and non-Muslims alike. What can the world learn from the Indonesia’s interfaith experience with the role of Islam? Dr H. Marsudi Syuhud, General Secretary of Nahdlatul Ulama (NU) As stated clearly in the Quran – “Ya ayyuhan-nas, inna khalaqnakum min dzakarin

Negara Bangsa sebagai Perwujudan Aspirasi Islam

Gambar
Sesungguhnya negara kita Indonesia dinamakan negara Islam karena telah pernah dikuasi sepenuhnya oleh orang Islam. Walaupun pernah direbut oleh kaum penjajah kafir (Belanda), tetapi nama negara Islam masih selamanya, sebagaimana keterangan raing Baghyatul Murtarsyidin: Setiap kawasan di mana orang Muslim mampu menempati pada suatu masa tertentu, maka kawasan itu menjadi daerah Islam yang ditandai dengan berlakukan hukum Islam pada masanya. Sedangkan pada masa sesudahnya walaupun kekuasaan Islam terputus oleh penguasaan orang-orang kafir (Belanda), dan melarang mereka untuk memasuki kembali dan mengusir mereka. Jika dalam keadaan seperti ini, maka dinamakan darul harb  (daerah perang) hanya merupakan bentuk formalnya, tetapi bukan hukumnya. Dengan demikian perlu diketahui bahwa kawasan Batavia dan bahkan seluruh Tanah Jawa (Nusantara) adalah darul Islam  (daerah Islam) karena pernah dikuasai umat Islam, sebelum dikuasi oleh kafif (Penjajah Belanda) laskar hizbullah

Inilah Kekuatan NU - KH. Wahab Hasbullah

Gambar
“ Banyak pemimpin NU di daerah-daerah dan juga pusat tidak yakin akan kekuatan NU, mereka lebih meyakini kekuatan golongan lain. Orang-orang ini terpengaruh bisikan orang yang menghembuskan propaganda agar tidak yakin akan kekuatan yang dimilikinya. Kekuatan NU itu ibarat meriam, betul-betul meriam, tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias batang kelapa sebagai meriam tiruan.  Pemimpin NU yang TOLOL itu tidak sadar bahwa siasat lawan dalam menjatuhkan NU melalui cara membuat pemimpin ragu-ragu akan kekuatan sendiri." Jakarta, 1950 KH. Wahab Hasbullah KH. Wahab Hasbullah

Pesantren Memiliki Keunggulan Lebih

Gambar
Santri Mengaji Dalam beberapa hal, pesantren lebih unggul dibanding lembaga pendidikan lain. Penekanan pada moralitas dan spritualitas lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara ini menunjang keberhasilan alumninya di tengah-tengah masyarakat. Demikian dikemukakan  Sekretaris Pengurus Cabang Lembaga Dakwah NU (LDNU) Kabupaten Jember, Jawa Timur, Moch Eksan saat menjadi narasumber dalam seminar nasional di Pesantren Bahrul Ulum Desa Sumberkejayan, Kecamatan Mayang, Jember, Selasa, (19/11). Menurut Eksan, alumni pesantren saat ini bertebaran di mana-mana, mengisi pos-pos penting di banyak sektor kehidupan. “Di karir mereka sukses, di masyarakat juga sukses karena mereka memiliki keunggulan moral dan spirtual,” tukasnya. Pengasuh Pesantren Nuris 2 Mangli tersebut mengakui, pesantren memiliki kisah sejarah yang panjang sebagai lembaga pendidikan agama sekaligus lembaga perjuangan. Eksan mengatakan, pada zaman penjajahan, para pengasuh pesantren dan santrinya banya

ke Jatim Napak Tilas "Resolusi Jihad", Gowes 85 Km

Gambar
Nggowes Bersepeda Bareng 85 Km Dari Tebuireng (Jombang) Ke Bubutan (Surabaya), Dalam Rangka Napak Tilas "Resolusi Jihad" Yang Menjadi Pencetus Utama Semangat Kepahlawanan Dalam Pertempuran 10 Nopember 1945. Hari, tanggal: Minggu, 24 Nopember 2013 Start: Jam 05:00 dari  Tebuireng Finish: Jam 15:00 di Kantor PCNU di Jl. Bubutan  Surabaya . Informasi: Maya/Endah 0318299985. Event ini diselenggarakan oleh  Museum NU, Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI), Harian Duta Masyarakat  dan  TV9 Santun Menyejukkan . Event Terkait Peringati Resolusi Jihad, 3000 Orang “Ngontel” Surabaya-Jombang KOMPETISI BLOG, "MARI PERBAIKI BERSAMA" (MUSLIM ANTI KORUPSI)

Astaghfirullah ! Situs Shoutussalam.com Ini Fitnah KH Said Aqil Siradj

Gambar
Fitnah keji disebarkan oleh situs Shoutus Salam (shoutussalam.com). Situs kelompok pro teroris (pro radikalisme) yang pimpinan redaksinya bernama Kaab As-Sidani (Student of ITB/Program Engineering Physics Study) ini memuat fitnah terhadap Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj. Dalam tulisan yang berjudul "Astaghfirullah, Ketua PBNU Said Aqil Justru Wajibkan Ritual Sesat Syiah Asyura" nampak jelas fitnah dan opini yang dimainkan oleh penulisnya ( Ahmed Widad ). Disini (judulnya) dikesankan bahwa KH Said Aqil Siradj mewajibkan ritual sesat Syi'ah. Padahal didalam isi artikel sudah jelas dikatakan bahwa Kang Said (sapaan akrabnya) menentang dan tidak sependapat dengan cara-cara yang dilakukan Syi'ah berupa menyakiti diri sendiri hingga mengeluarkan darah yang dilakukan warga Syiah dalam memperingati Asyura. "Cara-cara yang seperti ini yang kita tentang. Kalau soal (keberadaan) Syiah tidak apa-apa", tandas alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri in

Pengurus RMI Jateng Dilantik

Gambar
Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Jawa Tengah masa khidmat 2013-2018 resmi dilantik, Sabtu (16/11) lalu. Acara pelantikan yang diselenggarakan di Kantor PWNU Jawa Tengah, Jalan Dr. Cipto 180 Semarang, dihadiri ketua PWNU Jateng, H Abu Hafsin. Dalam sambutannya, ketua RMI Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin menegaskan pada program kerja kepengurusannya kali ini, akan menekankan pada dua hal. “Yakni pemberdayaan potensi pesantren dan menyuarakan kepentingan pesantren ke luar,” terangnya. Direktur Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah (STAIMAFA) Pati itu berharap, keberadaan RMI dapat diterima dengan ikhlas oleh semua pesantren. “Selain itu, RMI juga mampu untuk menjaga tradisi keilmuan pesantren,” kata pria yang akrab disapa dengan panggilan Gus Rozin itu. Berikut susunan Pengurus Wilayah RMI-NU Jateng masa khidmat 2013-2018: Penanggungjawab:  1. Rais Syuriyah PWNU Jateng 2. Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Penasihat :  1

Jatim akan Dirikan 200 Sekolah Mini di Pesantren

Gambar
Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mendirikan sekolah mini di sekitar 200 pesantren yang tersebar di 38 kabupaten/kota di provinsi ini sebagai bentuk komitmen kepedulian pendidikan santri. "Tahap awal ini masih sekitar 200 pesantren. Ke depan, kami akan lebih meningkatkannya," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo di sela-sela sambutan Pengajian Akbar Memperingati HUT ke-68 Provinsi Jawa Timur di Kompleks Tugu Pahlawan Surabaya, Ahad. Pihaknya berharap, dengan berdirinya sekolah-sekolah di pesantren maka akan ada kelas santri-santri yang lebih mendapatkan ilmu agama serta bekal ketrampilan. Di depan sekitar 50 ribu jamaah Al Khidmah dari berbagai daerah di Jawa Timur, gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu mengatakan bahwa program tersebut bisa bermanfaat langsung saat para santri hingga akhirnya terjun dan berbuat ke masyarakat. Nantinya, kata dia, para santri akan menempuh pendidikan umum sambil belajar di pesantren selama kurang lebih tiga ta