Pesantren Memiliki Keunggulan Lebih
Santri Mengaji |
Demikian dikemukakan Sekretaris Pengurus Cabang Lembaga Dakwah NU (LDNU) Kabupaten Jember, Jawa Timur, Moch Eksan saat menjadi narasumber dalam seminar nasional di Pesantren Bahrul Ulum Desa Sumberkejayan, Kecamatan Mayang, Jember, Selasa, (19/11).
Menurut Eksan, alumni pesantren saat ini bertebaran di mana-mana, mengisi pos-pos penting di banyak sektor kehidupan. “Di karir mereka sukses, di masyarakat juga sukses karena mereka memiliki keunggulan moral dan spirtual,” tukasnya.
Pengasuh Pesantren Nuris 2 Mangli tersebut mengakui, pesantren memiliki kisah sejarah yang panjang sebagai lembaga pendidikan agama sekaligus lembaga perjuangan. Eksan mengatakan, pada zaman penjajahan, para pengasuh pesantren dan santrinya banyak yang terjun ke medan perang untuk mengusir penjajah. Pascakemerdekaan pun mereka mengambil peran yang menentukan.
"Namun sayang, setelah itu pesantren dianak-tirikan oleh pemerintah selama enam dekade,” urainya.
Pesantren baru mendapatkan “apresiasi” sejak tahun 2003, persisnya pasca diundangkannya UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam peraturan tersebut, pesantren mendapat mengakuan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.“Sebelum itu, diskriminasi bahkan kriminalisasi selalu dialami oleh orang-orang pesantren. Ijazah pesantren tidak laku,” ucapnya .
Seminar itu berlangsung cukup gayeng dan dihadiri 250-an peserta. Mereka terdiri dari alumni pesantren, tokoh masyarakat, dan wakil pemerintah. Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum, yang juga Rais Syuriyah MWCNU Mayang KH. Abd. Salim Abbas juga turut hadir dalam seminar itu. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)
Post: NU Online, 21 November 2013
Image:google
Image:google
Repost: Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP-RMI-NU)
Komentar
Posting Komentar