Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Pondok Pesantren Al-Muayyad, Surakarta

Gambar
Santri Pondok Pesantren Al-Muayyad  Pesantren ini dimulai dari pengajian yang diadakan KH. Umar bin Abdul Mannan di rumahnya sejak tahun 1937. Selang beberapa tahun kemudian, sebuah surau berhasil didirikan yang pada tahun 1942 diubah menjadi masjid dengan nama al-Muayyad. Lima tahun sesudah itu, KH Umar yang dikenal sebagai ahli al-Qur'an, berhasil membangu 10 buah kamar pemondokan santri, tiga tahun berikutnya ditambah lagi 5 kamar. Pada tahun 1955, upaya pendidikan ditingkatkan dengan mengembangkan sistem madrasi, yaitu dengan dibukanya Madrasah Ibtidaiyah. Menyusul Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1966 dan Aliyah pada tahun 1976. Meskipun dalam sistem ini, pelajaran disesuaikan dengan kurikulum negeri dan lulusannya diberi ijazah, pelajaran kitab tradisional masih tetap disisipkan. Kyai Umar wafat pada bulan Agustus 1980 dan kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh Drs. H. Abdul Razak bin H. Ahmad Shofawi, sarjana lulusan IAIN Yogyakarta. Dalam mengelola pesantren ini,

Pesantren Bisa Lebih Berkontribusi

Gambar
Nashih Nasrullah JAKARTA - Pesantren memiliki potensi besar membangun akhlak dan masyarakat di sekitarnya. Apalagi, jelas Amin Haedari, ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama, pesantren kini tak lagi ada di pinggiran. Sekarang, pesantren sudah mulai bergerak ke tengah dan diakui dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, jelas dia, pesantren di Indonesia yang berjumlah 24.604 unit dengan lima juta santri merupakan potensi besar. "Pesantren dapat berkontribusi," katanya dalam keterangannya kepada Republika, Ahad (2/10), saat acara "Halaqah Membangun Karakter Kebangsaaan di Kalangan Pemuda Melalui Pesantren" di Pesantren Kempek, Cirebon, 1-3 Oktober 2011. Para santri bisa mengisi berbagai lapangan kerja sambil membawa misi perubahan. Pendidikan yang mereka peroleh di pesantren digunakan untuk mendukung langkah itu, misalnya, mengenai disiplin, terus terang, dan rajin. Meski ia pun mengingatkan kalau ada pesantren yang masih belum me

Halaqah Membangun Karakter Kebangsaan di Kalangan Pemuda Melalui Pesantren

Gambar
RMI 2011, Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat, 01-03 Oktober 2011. Dr. Amin Haedari dan Drs. Imam Ghunawan dalam Halaqah Membangun Karakter Kebangsaan di Kalangan Pemuda Melalui Pesantren, di moderatori Taufiqurrahman Yasin.

Halaqah Membangun Karakter Kebangsaan di Kalangan Pemuda melalui Pesantren

Gambar
Dr. Amin Haedari, M.Pd. (Ketua PP RMI NU) menyampaikan materi  Halaqah Membangun Karakter Kebangsaan di Kalangan Pemuda melalui Pesantren di Cirebon, 1-3 Oktober 2011