Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Tahun Baru 2014, Rebo Wekasan Sapar, dan Hari Na'as

Gambar
shafar Bulan Shafar  adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan bulan dari bulan-bulan Allah yang  tidak memiliki kehendak dan  berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya. Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial.  Tasa'um  (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini. Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah, " Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa ." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim). Ungkapan hadits  laa ‘adwaa ’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah, karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa peny

Menatap Tahun Politik - Sebuah Refleksi Akhir Tahun

Gambar
Indonesia 2014 - Tantang Tahun Politik image: Sindo www.rmi-nu.or.id Mereka yang mengerti dan membaca kepustakaan mengenai Indonesia tentu akan merasa sedih dan kecewa jika ditanyai tentang kondisi negeri kita setelah 68 tahun merdeka. Sukarno, pada amanat pembukaan Kongres Gerakan Wanita Partai Serikat Islam Indonesia (GERWAPSII) di Istora Senayan, Jakarta, 1 Maret 1966, membagi gerakan kemerdekaan menjadi lima tahapan; P ertama, tahapan Perintis, gerakan ini dimotori oleh Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, Agus Salim, Abdul Muis, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Douwes Dekker atau Dr Setiabudi. Gerakan ini bertugas agar diseminasi gagasan kemerdekaan dan nasionalisme bisa menyebar ke seluruh penjuru negeri. Kedua, tahapan Penegas, gerakan ini dimotori oleh Sukarno, Hatta, Tan Malaka, dan Sjahrir. Gerakan ini menegaskan bahwa bangsa indonesia tidak akan bisa memperbaiki nasibnya, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun kultural dan politik, sebelum Indonesia merdeka. Bahkan

HAUL GUS DUR: Sejuta Al-Ikhlas untuk Gus Dur

Gambar
RMI NU, Media Pesantren, Haul Gus Dur ke4 image: nu online JAKARTA -  Ribuan jamaah serempak membaca surat Al-Ikhlas dipimpin KH Tolhah Hasan di kediaman almghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jalan Warungsila, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (28/12).  Bacaan yang dipimpin salah seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu merupakan kesejuta surat Al-Ikhlas untuk Ketua PBNU periode 1984-1999. Bacaan kesejuta pun itu dilakukan ribuan jamaah.  “Al-Ikhlas untuk Gus Dur itu sudah dilakukan seminggu sebelumnya di berbagai pesantren di Jawa Timur,” kata Maftuhan, salah seorang santri Pesantren Ciganjur. Terus pada pagi, Sabtu, (29/12) mulai pukul 09.00 ratusan jamaah membaca kembali surat Al-Ikhlas di Pondok Pesantren Ciganjur. Bacaan dilakukan berbagai kalangan, dari Pesantren Ciganjur, Padepokan Sunan Kalijaga, Pesantren Sokotunggal, para Gusdurian, mahasiswa dan mahasiswi PTIQ. “Bacaan tersebut dilakukan sampai ashar sebelum doa lint

KPK dan PW RMI Jatim Sepakati Pendidikan Antikorupsi Berbasis Pesantren

Gambar
Raker PW RMI Jatim Ponpes Tebu Ireng, 27-29 Desember 2013 image: beritajatim - www.rmi-nu.or.id RMI NU, Media Pesantren, JOMBANG -  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan, pengaduan dugaan kejahatan korupsi di Jawa Timur mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Selain tingginya jumlah kejahatan korupsi, dugaan dana yang dikorupsi juga tergolong besar. "Laporan korupsi dari Jatim yang masuk ke KPK mengalami peningkatan, namun saya tidak hafal datanya," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjayanto usai memberikan ceramah pada rapat kerja pengurus dan anggota Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama se-Jatim di aula pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/12). Sebenarnya, lanjut Bambang, bukan hanya Jatim. Hampir semua provinsi mengalami gejala serupa. Semisal DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan beberapa provinsi besar lainnya. Jawa Timur termasuk provinsi dengan potensi tinggi kejahatan korupsi kar

Laskar Ulama - Santri & Resolusi Jihad - Zainul Milal Bizawie

Gambar
Laskar Ulama - Santri & Resolusi Jihad Garda Depan Menegakkan Indonesia (1945-1949) Cover buku Laskar Ulama - Santri & Resolusi Jihad - Zainul Milal Bizawie image: www.rmi-nu.or.id Judul : Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad Garda Depan Menegakkan Indonesia (1945-1949) Penulis: Zainul Milal Bizawie Prakata : KH. MA.Sahal Mahfudz, Dr. H. As'ad Said Ali, Prof. H. Kacung Marijan, Ph.D Cetakan : Pertama / Januari 2014 Penerbit : Pustaka Compass Ukuran : xxxii + 420 halaman.; 16 cm x 24 cm ISBN: 978-602-14673-2-9 PUSTAKA COMPASS Yayasan Compass Indonesiatama Jl. Kemita E/125 Komplek Ciputat Baru Sawah Lama Ciputat Tangerang Telp. 021-70297153 Fax. 021-7444590 Kajian dalam buku ini belum final, karena sejarah akan terus menemukan pemaknaannya seiring proses dialektika yang tiada kunjung berhenti. Memaknai sejarah sejatinya menemukan diri kita sendiri, sehingga akan terus terbuka dengan suatu penemuan baru, realitas baru dan

Lomba Baca Kitab Nahwu Ramaikan Silaturahmi Santri di Rembang

RMI NU, Media Pesantren, Rembang -  Sebanyak 80 santri dari pelbagai pesantren di Rembang menggelar pertemuan di Pesantren Alhamdulillah desa Kemadu, kecamatan Sulang, kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (24/12) pagi. Dalam rangka silaturahmi santri antarpesantren, mereka hadir sebagai peserta lomba membaca kitab nahwu. Kepala penerangan pesantren dan sekolah kementerian agama (Kemenag) Rembang Musthofa menjelaskan, acara itu merupakan kali pertama digelar di Rembang. Rembang agak terlambat untuk membuat lomba seperti ini dibanding kabupaten di lain daerah. Lebih lanjut Musthofa mengatakan, lomba dibagi menjadi dua kategori, Wustho dan Ulya. Sejauh ini usia peserta berkisar antara 15 sampai 19 tahun. Dari tujuh ratus lebih pondok pesantren di Rembang, hanya sebanyak 15 pesantren mengikuti lomba. Sementara kitab yang diperlombakan antara lain, Nahwu Jurumiyah untuk ula, imriti untuk wustho, dan Alfiyah untukk ulya. Ali Fatkhurrahman, santri asal pesantr

KH. Maimun Zubair: Abai Pada Kelestarian Alam Mempercepat Kiamat

Gambar
KH. Maimun Zubair image: mata air radio RMI NU, Media Pesantren REMBANG - Ulama sepuh asal Karangmangu Kecamatan Sarang KH Maimun Zubair menyindir aksi “penjualan” gunung yang marak di Kabupaten Rembang. Tokoh ulama besar ini menyebut gunung sebagai paku bumi yang perlu dijaga kelestariannya. Menurut Mbah Mun yang bertausiah di acara Silaturahmi Ulama dan Umaro di Pendapa Museum Kartini Rembang, Selasa (26/11) pagi, perbuatan manusia yang tidak peduli pada kelestarian alam, bisa mempercepat kiamat. Pengasuh Pesantren Al Anwar Sarang ini mengatakan, manusia wajib berpikir jernih dalam setiap kali bertindak. Dia mencontohkan, apa yang terjadi pada wilayah pegunungan di Sale. Masyarakat setempat nyaris tidak kebagian apa-apa, kecuali menjadi kuli pada usaha pertambangan di wilayah pegunungan. Pada kesempatan itu, Kyai sepuh Nahdlatul Ulama ini juga menyebutkan lima nilai atau azas untuk menjaga keutuhan dan kerukunan manusia. Lima nilai itu adalah jiwa, akal, kehorma

Penerimaan Santri Baru: Pesantren Jagat 'Arsy Serpong - Tangerang

Gambar
"Melahirkan sumber daya manusia masa depan yang religius, saintis, berjiwa entrepreneur, berwawasan internasional, dan cinta lingkungan" Pesantren Jagat 'Arsy , pesantren yang mensinergikan keilmuan umum dan keilmuan khas pesantren dengan karakteristik Pembelajaran ilmu-ilmu diiniyah yang bersumber pada kitab kuning dan diajarkan pada jam pelajaran di kelas, serta menerapkan metode Quantum Learning berbasis IT dan Multimedia. Pembelajaran sains dilaksanakan dengan pendekatan kontekstual dan ditunjang kegiatan di luar kelas, melalui kegiatan belajar kelompok, kegiatan mandiri/individual, dan berbagai eksperimen terbimbing. Pembelajaran IT dan bahasa diefektifkan melalui praktek yang intensif dan akses yang luas terhadap berbagai sumber belajar. Kegiatan siswa di asrama (di luar jam belajar di kelas) dilaksanakan secara terprogram, dibimbing oleh para pengasu dengan orientasi pembiasaan riyadhoh ( riyadhoh bathiniyah ) dan pengembangan budaya hidup disiplin.

Al-Habib Umar bin Hafidz: Tentang Ziarah ke Maqam para Aulia

Gambar
Makam Sunan Kudus Image: Ristanto Sumarsono Ada seorang yang tidak senang melihat orang ziarah kubur bertanya kepada al-Habib Umar bin Hafidz, dia menanyakan :“Kenapa ziarah ke maqam Aulia? sedangkan mereka tiada memberi kuasa apa-apa dan tempat meminta hanya pada Allah…??!”Al-Habib Umar bin Hafidz lantas menjawab:“Benar wahai saudaraku, aku juga sama pegangan denganmu, bahwa mereka tiada mempunyai kekuasaan apa-apa.  Tetapi sedikit perbedaan aku dengan dirimu, karena aku lebih senang menziarahi mereka karena bagiku mereka tetap hidup dalam memb angkitkan jiwa yang mati ini kepada cinta Tuhan.Tapi aku juga heran, kenapa engkau tiada melarang aku menziarahi ahli dunia, mereka juga tiada kuasa apa-apa. Malah mematikan hati.  Yang hidupnya mereka bagiku seperti mayat yang berjalan.  Kediaman mereka adalah pusara yang tiada membangkitkan jiwa pada cinta Tuhan.Kematian dan kehidupan di sisi Allah adalah jiwa.Banyak mereka yang dilihat hidup tapi sebenarnya mati, banyak mer

Film Soekarno dan Ketergesaan Hanung Bramantyo

Gambar
Soekarno: Indonesia Merdeka (2013) -  image: cinemapoetica - rmi-nu.or.id syndication “Tidak seorang pun dalam peradaban modern ini yang menimbulkan demikian banyak perasaan pro-kontra seperti Sukarno. Aku dikutuk seperti bandit dan dipuja bagai dewa.” – Dikutip dari buku  Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Sukarno: tokoh pemberontak radikal Hindia Belanda, pejuang kemerdekaan yang heroik, pemikir, seniman, penulis besar. Melebihi itu semua, Bung Karno merupakan tokoh dunia yang mengajak negeri-negeri jajahan di seluruh dunia untuk menjemput dan merebut kemerdekaannya. Bagi Bung Karno, Revolusi Agustus 1945 di Indonesia haruslah menjadi inspirasi bagi gerakan kemerdekaan negeri jajahan lainnya di seluruh dunia. Ambisi universalitas Revolusi Agustus di indonesia melebihi obsesi Revolusi Bolshevik di Uni Soviet (kini Rusia). Para sarjana menyebut langkah politik Bung Karno yang ambisius ini dengan nama Politik Mercusuar. [1] Sayangnya, Hanung Bramantyo gagal mengga