HAUL GUS DUR: Sejuta Al-Ikhlas untuk Gus Dur


RMI NU, Media Pesantren,
Haul Gus Dur - KH. Abdurrahman Wahid- ke 4 - www.rmi-nu.or.id
Haul Gus Dur ke4
image: nu online
JAKARTA - Ribuan jamaah serempak membaca surat Al-Ikhlas dipimpin KH Tolhah Hasan di kediaman almghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jalan Warungsila, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (28/12). 


Bacaan yang dipimpin salah seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu merupakan kesejuta surat Al-Ikhlas untuk Ketua PBNU periode 1984-1999. Bacaan kesejuta pun itu dilakukan ribuan jamaah. 



“Al-Ikhlas untuk Gus Dur itu sudah dilakukan seminggu sebelumnya di berbagai pesantren di Jawa Timur,” kata Maftuhan, salah seorang santri Pesantren Ciganjur.



Terus pada pagi, Sabtu, (29/12) mulai pukul 09.00 ratusan jamaah membaca kembali surat Al-Ikhlas di Pondok Pesantren Ciganjur. Bacaan dilakukan berbagai kalangan, dari Pesantren Ciganjur, Padepokan Sunan Kalijaga, Pesantren Sokotunggal, para Gusdurian, mahasiswa dan mahasiswi PTIQ. “Bacaan tersebut dilakukan sampai ashar sebelum doa lintas agama,” tambah Maftuhan.



Menurut Maftuhan, dasar pembacaan Al-Ikhlas itu diriwayatkan dalam kitab Tafsir Showi juz 4, Barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlas seratus ribu kali maka dia terbebas dari hak Allah dan hak adami. “Ini tidak hanya seratus ribu, tapi sejuta,” katanya.



Sementara itu, menurut salah seorang putri Gus Dur, Yenny Wahid, ikhlas adalah pribadi ayahnya. Saat ini, menurut dia, kita butuh kembali memperkokoh nilai-nilai keikhlasan yang dulu sangat jelas dicontohkan para pendiri bangsa ini.



“Mengangkat tema keikhlasan berharap mendorong gerakan untuk berbuat ikhlas demi perbaikan bangsa ini,” ujarnya.  



Hadir pada malam puncak Haul Gue Dur sejumlah kiai dan tokoh nasional, di antaranya Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), KH Hasyim Muzadi (Rais Syuriyah PBNU), KH Masdar F. Mas’udi (Rais Syuriyah PBNU) KH Malik Madani (Katib Rais Aam PBNU), KH Aziz Masyhuri, KH Said Husein Munawar. Hadir pula pada kesempatan itu para budayawan, tokoh politik, agamawan lintas agama, akademisi, dll. (Abdullah Alawi)


Post: NU Online
Repost: Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama, RMI NU - Media Pesantren

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat