Astaghfirullah ! Situs Shoutussalam.com Ini Fitnah KH Said Aqil Siradj

Astaghfirullah ! Situs Shoutussalam.com Ini Fitnah KH Said Aqil Siradj
Fitnah keji disebarkan oleh situs Shoutus Salam (shoutussalam.com). Situs kelompok pro teroris (pro radikalisme) yang pimpinan redaksinya bernama Kaab As-Sidani (Student of ITB/Program Engineering Physics Study) ini memuat fitnah terhadap Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj.

Dalam tulisan yang berjudul "Astaghfirullah, Ketua PBNU Said Aqil Justru Wajibkan Ritual Sesat Syiah Asyura" nampak jelas fitnah dan opini yang dimainkan oleh penulisnya (Ahmed Widad). Disini (judulnya) dikesankan bahwa KH Said Aqil Siradj mewajibkan ritual sesat Syi'ah. Padahal didalam isi artikel sudah jelas dikatakan bahwa Kang Said (sapaan akrabnya) menentang dan tidak sependapat dengan cara-cara yang dilakukan Syi'ah berupa menyakiti diri sendiri hingga mengeluarkan darah yang dilakukan warga Syiah dalam memperingati Asyura.

"Cara-cara yang seperti ini yang kita tentang. Kalau soal (keberadaan) Syiah tidak apa-apa", tandas alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri ini sebagaimana dilansir situs Antara yang dikutip oleh situs tersebut.

Acara Asyuro adalah Acara Islami
Acara Asyuro (10 Muharram) sejatinya merupakan acara Islami yang tidak hanya dilakukan kaum Syi'ah namun juga Sunni (Aswaja) sehingga bukan terkategori kegiatan sesat. Namun, acara yang dilakukan Syi'ah berbeda dengan Sunni. Syi'ah berlebih-lebihan dalam merayakannya. 

“Adapun acara Asyura itu adalah acara Islam, hanya cara yang dilakukan Syiah itu kadang berlebihan. Kita yang bukan Syiah pun sebenarnya (juga) harus ikut memperingati 10 Asyura, harus,” tandas KH Said Aqil Siradj.

Sebagai contoh kegiatan Islami pada hari Asyuro yang dilakukan ummat Islam, sebagaimana dilakukan oleh SMK Az-Zahro Mlongo Jepara bersamaan dengan momentum Asyura (10 Muharram) mereka menyantuni sejumlah siswa yang kurang mampu, Kamis (14/11/2013). Santunan diberikan kepada 21 yatama dan 35 fakir miskin. Dilansir NU Online (15/11/2013).


Demikian juga yang dilakukan warga desa Pondok Pinang Timur berkumpul di masjid Dakwatul Islamiyah. Tua ,muda, pria, maupun wanita ikut meramaikan peringatan Asyuro dengan membaca 1000 kali surat Al-Ikhlas, Rabu (13/11/2013) malam.

“Asyuro dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan kirim-kirim arwah buat warga yang lebih dahulu wafat,” kata salah seorang remaja yang ikut Asyuro, M Reihan, Rabu (13/11/2013) malam. Dilansir pula oleh NU Online.

Asyuro sendiri merupakan hari yang sarat dengan sejarah. Pada hari tersebut, Allah untuk pertama kali menciptakan dunia, dan pada hari yang sama pula Allah akan mengakhiri kehidupan di dunia (qiyamat). Pada hari ‘asyura’ pula Allah mencipta Lauh Mahfudh dan Qalam, menurunkan hujan untuk pertama kalinya, menurunkan rahmat di atas bumi. Dan pada hari ‘asyura’ itu Allah mengangkat Nabi Isa as. ke atas langit. Dan pada hari ‘asyura’ itulah Nabi Nuh as. turun dari kapal setelah berlayar karena banjir bandang. 

Pada momen tersebut juga terdapat peristiwa sejarah terbunuhnya Sayyidina Husain cucu Rasulullah saw. Sejarah ini tidak boleh terhapus dari memori kolektif maupun individu generasi Muslim. Kejadian-kejadian dalam sejarah ini harus selalu dipupuk dengan subur sebagai salah satu media pendidikan kepahlawanan dalam Islam. Salah satunya dengan memperingatinya sebagaimana dilakukan ummat Islam. Namun, mengenang sejarah ini tidak seperti yang dilakukan kaum Syi'ah dengan mengadakan ritual meratapi kesyahidan Sayyidina Husain bin Ali. Mereka menempeleng pipi dan berteriak dengan ratapan Ya Husain. Sebab ritual semacam ini dihukumi bid’ah dholalah dan sangat diharamkan dalam agama



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?