Berani Berinovasi dan Berpikir Kreatif

RMI-NU, Kalimantan Selatan-- Direktur Commercial dan Business Banking Bank Mandiri Sunarso (empat dari kiri) seusai memberikan bantuan dana program Bina Lingkungan kepada 11 pondok pesantren di Martapura, Kamis (12/7). 

Menjadi pengusaha sukses merupakan keinginan banyak orang. Namun, saat memulai usaha, kebanyakan orang akan membayangkan hal-hal yang menakutkan, salah satunya kerugian, baik secara finansial,waktu maupun tenaga.

Hal inilah yang selalu ada di benak Abdul Rasyid (20), santri dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Agama Darussalam, Martapura, Kalimantan Selatan, ketika meneruskan usaha kue yang telah dirintis ibunya. Keinginan Abdul Rasyid untuk berwirausaha sebenarnya sudah cukup lama terpendam, tapi untuk memulainya ia tidak tahu harus dari mana.“Saya tidak tahu harus berbuat apa untuk membesarkan usaha kue yang sudah dirintis ibu.Apalagi modal yang saya punya pun paspasan,” ujarnya kepada Harian SINDO saat seminar dan workshop sehari Wirausaha Muda Mandiri (WMM) Goes to Pesantren di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam,Kamis (12/7). 

Namun setelah mendengarkan pengalaman Rosnendya Wisnu Wardhana,Pemenang I WMM 2010 saat membangun bisnis kue Bingka Bakar Nay@dam, semangat Abdul Rosyid pun kembali berkobar. “Saya sangat kagum dengan keberanian Mas Wisnu untuk meninggalkan pekerjaannya yang sudah mapan dan terjun memulai usaha.Saya juga ingin berani berwirausaha seperti dia,”ujarnya dengan semangat. Pengalaman yang sama juga diungkapkan Fauzi Rahman dari Ponpes Nahdlatul Ulama, Martapura.

“Saat ini saya sedang merintis usaha ternak ayam dan masih bingung untuk mengembangkannya. Namun setelah mendengar pemaparan dari para pembicara, terutama M Karjani, saya terinspirasi untuk mengembangkan usaha ternak ayam saya ke arah penghasil telur dan daging,”katanya dengan semangat. Rosnendya Wisnu Wardhana bersama tiga pembicara lainnya, yaitu penyanyi dan pencipta lagu Anang Hermansyah,Pemenang II WMM 2011 Rahmat Hidayat, dan M Karjani, pengusaha lokal yang sukses, sepakat bahwa dalam memulai usaha harus berani berinovasi dan berpikir kreatif. 

“Kendati saat saya memulai usaha sudah banyak penjual kue Bingka Bakar, namun hal tersebut tidak menyurutkan niat saya untuk membangun usaha makanan Melayu khas Batam ini. Saya pun memberanikan diri untuk membuat kue Bingka Bakar dengan melakukan beberapa inovasi, seperti membuat kemasan yang menarik dan menciptakan beraneka rasa kue yang mampu bertahan tiga hari tanpa bahan pengawet. Alhamdulillah, inovasi saya akhirnya diterima masyarakat dan mampu bertahan hingga saat ini,” papar Rosnendya Wisnu kepada 800 orang santri. 

Hal senada diungkapkan pula oleh Pemenang II WMM 2011 Rahmat Hidayat yang bergerak di bidang usaha alat belajar atraktif dan peraga simulator haji. “Ilmu yang paling mahal dalam berbisnis adalah bagaimana cara untuk memulai bisnis itu sendiri, baik gagal atau berhasil,”paparnya. Rahmat Hidayat pun mengakui, ketika menjalankan usahanya ia meneladani jejak wirausaha Rasulullah SAW yang selalu bersikap jujur. “Saya merasa manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern, dan oleh karena itulah saya selalu berupaya untuk menerapkan hal itu,” imbuhnya. 

Hal yang sama disampaikan pula oleh penyanyi dan pencipta lagu Anang Hermansyah, yang pada acara tersebut juga ikut mengajak para santri untuk inovatif dan kreatif dalam berusaha. Kreativitas pulalah yang menurut Anang menyebabkan lagu-lagu ciptaannya dapat diterima di masyarakat hingga saat ini.“Padahal untuk bertahan selama 30 tahun di industri musik itu tidak mudah, dibutuhkan niat yang ikhlas, jujur dalam berkarya, serta berani berinovasi dan berpikir kreatif,”ucapnya. 

Melalui kegiatan workshop WMM Goes To Pesantren yang dihadiri Direktur Commercial dan Business Banking Bank Mandiri Sunarso dan Pemimpin Ponpes Darussalam KH Khalilurahman, para santri yang mengikuti kegiatan tersebut dapat memperoleh materi mengenai peluang wirausaha yang sesuai dengan potensi yang ada di lingkungan di sekitar pesantren. Dengan mengangkat tema “Kemandirian untuk Negeri, Meneladani Jejak Wirausaha Rasulullah”, workshop WMM Goes to Pesantren yang melibatkan sekitar 800 santri Ponpes Darussalam dan ponpes lain di sekitarnya ini telah membangkitkan semangat para santri untuk berwirausaha.

Sebagian besar para santri mengaku tergugah semangatnya untuk berwirausaha setelah mendengar berbagai pemaparan yang disampaikan para pembicara mengenai pengalaman dan tips mereka berwirausaha. “Setelah membangkitkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa melalui program WMM Goes to Campus, kini sudah saatnya kita mengembangkan potensi bangsa lainnya, yakni pesantren. Oleh karena itu, bekerja sama dengan Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama, pada tahun ini Bank Mandiri mengadakan kegiatan WMM Goes To Pesantren yang akan berkunjung ke tujuh pesantren, di mana Ponpes Darussalam merupakan Ponpes ketiga yang disambangi oleh WMM,” papar Sunarso kepada SINDO. 

Beberapa kegiatan sebelumnya yang telah dilakukan dalam program WMM Goes to Pesantren antara lain adalah program pelatihan dan implementasi budi daya lele di delapan pesantren di wilayah Jawa Timur, pelaksanaan Training of Trainer pengurus Lembaga Ta’mir Masjid (LTM) NU dan pelaksanaan pesantren Entrepreneur Camp di Pesantren Al-Yasini Sidoarjo yang diikuti oleh 48 Pondok Pesantren di wilayah Jawa Timur. 

Selain itu,program WMM Goes to Pesantren juga telah melaksanakan kegiatan seminar dan workshop di Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah pada Rabu (20/6) yang lalu. “Saya berharap,melalui kegiatan ini para santri di Pondok Pesantren dapat membangkitkan jiwa kewirausahaan seperti yang diteladani Rasulullah SAW, sehingga ke depan akan tercipta para wirausaha muda potensial dari pondok pesantren,” kata Sunarso. 

Selain kegiatan workshop, melalui program WMM Goes to Pesantren Bank Mandiri juga menyalurkan dana program Bina Lingkungan senilai total Rp600 juta kepada 11 pondok pesantren di Martapura untuk membiayai pembangunan perpustakaan di lingkungan pondok pesantren. Pemimpin Ponpes Darussalam KH Khalilurahman mengaku sangat senang dan berterima kasih kepada Bank Mandiri yang peduli dengan kemajuan pondok pesantren dan pemberdayaan para santri. 

“Dengan modal dasar kemandirian dan kepercayaan serta kejujuran yang telah dimiliki para santri, kami harap apa yang telah dilakukan oleh Bank Mandiri melalui kegiatan ini dapat membangkitkan semangat para santri untuk berwirausaha,” paparnya. ● agung pramudyo/info


Sumber: Harian Seputar Indonesia, 20 Juli 2012
Repost: Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?