Pesantren Tarbiyatul Thalabah Kranji Kembangkan Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi

Lamongan, RMI NU- Media Pesantren
Peserta Pelatihan Metode Pembelajaran Interaktif 
di Pesantren Tarbiyatul Thalabah, Sabtu-Minggu, 29-30 Maret 2014
Pelatihan Metode Pembelajaran Interaktif bagi guru MA Tarbiyatut Tholabah mengawali langkah penting model pembelajaran di Pesantren Tarbiyatul Tholabah, Kranji, Paciran Lamongan, Jawa Timur. Memanfaatkan teknologi informasi, Pesantren yang dikenal dengan sebutan Pesantren Tabah ini coba meningkatkan kualitas pesantren dengan penguatan Sumber daya manusia yang dimilikinya.
Latar belakang diadakannya pelatihan ini menurut Nur Syafiah, S.Kom, salah seorang pengelola Pembelajaran Interaktif Pesantren Tabah, pertama karena banyaknya media belajar yang belum maksimal dapat diterima siswa. Dan kedua, informasi perkembangan siswa dan proses belajarnya belum banyak dapat didapatkan orang tua siswa.
Dengan adanya pengembangan pembelajaran interaktif ini Proses kegiatan belajar mengajar menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan melalui penggunaan berbagai macam metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran. Dan proses kegiatan belajar mengajar interaktif yang mengikuti perkembangan sains dan teknologi.

Dan pelatihan yang diikuti pada guru dan ustadzah, pengurus, dan karyawan pesantren Tabah ini, mengawali proses transformasi kegiatan belajar mengajar dari konvensional ke arah pemanfaatkan teknologi informasi. Namun, sementara pengembangan dilakukan di Madrasah Aliyah Tabah.

Materi yang disampaikan dalam pelatihan Metode Pembelajaran Interaktif ini diantaranya;
1.      Model-model pembelajaran yang efektif
2.      Media pembelajaran interaktif berbasis ICT
3.      Pembuatan e-learning
4.      Pengenalan JIBAS (Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah)
Pada Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu, 29-30 Maret 2014, Pesantren Tabah mengundang Dekan Fakultas Teknologi Informasi ITS, Dr. Agus Zaenal Arifin S.Kom, M.Kom, yang juga wakil Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama. Dibantu beberapa guru, seperti Ibu Nur Syafi’ah dan Taufiqotul Bariyah, S.Kom, S.Kom, Dr. Agus ZA, memberikan materi dan mengarahkan pengembangan sistem pembelajaran yang dibangun pondok.
Proses awal pelatihan ini juga menandai keberhasilan penerapan teknologi informasi di Pesantren. Dan menurut Dr. Agus Zaenal Arifin, itu karena penerimaan dan semangat seluruh civitas untuk terus berkembang dan maju hadir. Terutama di kalangan pimpinan lembaga maupun pengurus yayasan pondok.

Model Pengembangan Pembelajaran Interaktif di Pesantren Tharbiyatul Tholabah

Pesantren Tharbiyatul Thalabah memanfaatkan dua hal untuk mengembangkan metode pembelajaran interaktifnya. Pertama, e-learning, dengan memanfaatkan aplikasi Moodle (Learning Management System). Sistem ini sifatnya open source, yang artinya dapat digunakan secara gratis tanpa harus membeli lisensi untuk menggunakannya. Dengan sistem ini, Pesantren Tabah dapat memanfaatkannya untuk membuat modul pembelajaran yang interaktif dan menarik, misalnya integrasi software teka-teki silang di elearning dengan contoh aplikasi Alfiyah dan Fathul Qarib.


Tampilan Halaman Depan Sistem Informasi Sekolah Terpadu 
Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah (JIBAS)
Kedua, dengan memanfaatkan Sistem Informasi Sekolah Terpadu Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah JIBAS. Dengan sistem ini, aspek pembenahan manajemen dilakukan dengan fitur pengelolaan data yang terintergrasi, misalnya data siswa, guru, keuangan, perpustakaan, dan lain-lain. Aspek lainnya yang didapat dari sistem ini adalah aksesibilitas informasi yang antara sekolah dan orang tua. Dengan penerapan sistem ini, orang tua dapat mengakses informasi, misalnya terkait perkembangan belajar anak-anak di sekolah.

Penerapan Sistem Pembelajaran interaktif ini Tidak Sulit

Untuk menerapkan sistem pembelajaran interaktif ini menurut Dr. Agus Zaenal Arifin tidaklah sulit. Tak seperti yang umumnya dibayangkan orang, harus ada SDM IT yang canggih, perangkat canggih, dan lainnya, sehingga nampak tak terjangkau, apalagi oleh pesantren. Yang terpenting ada keterbukaan pihak sekolah atau pesantren untuk menerima sistem ini.
Hal senada juga disampaikan Nur Syafi’ah, meski ada masalah SDM yang minim memiliki bekal IT, tetapi itu tak menjadi persoalan krusia yang membuat sistem Pembelajaran Interktif tidak dapat diterapkan.
Insyaalllah penerapan dan pengembangannya tidak sulit, jika semua dewan asatidz pesantren mendukung dan mau benar-benar memanfaatkan sistem ini. Kendala utama dari SDM karena memang tenaga IT disini minim. Tapi insyaallah bisa teratasi dengan bantuan teman-teman lain yang minimal tidak gaptek.” tuturnya.
Di pesantren Tarbiyatul Thalabah sendiri sistem ini baru dikembangkan di Madrasah Aliyah, karena infrastrukturnya yang sudah siap. Dan menurut Nur Syafi'ah, ke depan Sistem ini akan dikembangkan di lembaga-lembaga di bawah Yayasan Pesantren Tharbiyatul Thalabah lainnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?