Ingin bermimpi Rasulullah? Bacalah Shalawat Ibrahimiyah!

Ingin bermimpi Rasulullah? Bacalah Shalawat Ibrahimiyah!
Mimpi Bertemu Rasulullah

Ingin bermimpi Rasulullah? Bacalah Shalawat Ibrahimiyah!

Shalawat ibrahimiyah adalah shalawat yang kita baca pada tasyahud akhir dalam shalat. Shalawat ini adalah shalawat yang paling afdhal dan paling sempurna, dari semua bentuk shalawat, baik yang diajarkan Rasulullah (ma’tsur) atau tidak, sehingga shalawat ini dibaca dalam shalat. Al-Hafidh al-Iraqi dan As-Sakhawi, shalawat ini mempunyai banyak riwayat, dengan lafadz yang tidak sama antara satu riwayat dengan riwayat yang lain. Dan lafadz yang telah disepakati keshahihannya adalah sebagai berikut:


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.


Lafadz shalawat ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi dan sekelompok ahli hadits, seperti tersebut dalam syarah Dala’il al-Khairat.


Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


مَنْ قَالَ هَذِهِ الصَّلاَةَ شَهِدْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالشَّهَادَةِ وَشَفَعْتُ لَهُ


“Barang siapa membaca shalawat ini, maka aku bersaksi untuknya di hari kiamat dengan sebuah persaksian dan memberinya syafaat”.


Hadits ini hasan, dan para perawinya adalah para perawi yang shahih.


Sebagian ulama mengatakan bahwa barang siapa membacanya seribu kali, maka ia akan bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.


Seperti yang telah disebutkan, shalawat Ibrahimiyah ini adalah lafadz yang shalawat paling utama. Para ulama memberikan alasan, karena shalawat ini adalah shalawat yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada para sahabat, setelah mereka bertanya tentang bagaimana cara bershalawat kepada Rasulullah. Oleh sebab itu, ketika seseorang bersumpah untuk membaca shalawat kepada Rasulullah dengan lafadz shalawat yang paling afdhal, maka untuk memenuhi sumpah itu, ia harus membaca shalawat ibrahimiyah ini, bukan lafadz shalawat yang lain, walaupun dalam hal ini masih terdapat perbedaan pendapat.


Sayyidina dalam Shalawat Ibrahimiyah

Para ulama berbeda pendapat dalam hal boleh atau tidaknya menambah sayyidina dalam shalawat, terutama dalam shalawat ibrahimiyah ini. Dalam riwayat hadits shalawat ini memang tidak terdapat lafadz sayyidina, namun dalam syarah al-Minhaj, Ar-Ramli mengatakan bahwa yang afdhol adalam menambah sayyidina, baik dalam shalat atau tidak, karena ini bagaian dari adab. Pendapat serupa dikatakan Ahmad bin Hajar dalam kitab Al-Jauhar al-Munadham.


Dalam satu hadits Rasulullah bersabda:


لا تسيدوني في الصلاة


“Jangan menambah sayyidina untukku dalam shalat”.


Menurut sebagian para ahli hadits muta’akhirin, hadits ini adalah hadits batil yang tidak mempunyai dasar. Bahkan penyebutan nama Rasulullah secara langsung tidak mempunyai dalil yang memperbolehkan, sehingga para ulama mengharamkanya. Allah berfirman:


لا تجعلوا دعاء الرسول بينكم كدعاء بعضكم بعضاً


“Jangan kau jadikan panggilan Rasul diantara kalian seperti panggilan sebagian kalian kepada sebagian yang lain”.


Penyebutan Nabi Ibrahim dalam Shalawat

Ya! Dalam shalawat ini terdapat penyebutan nabi Ibrahim alaihissalam. Yang menjadi pertanyaan: Mengapa yang disebutkan adalah nabi Ibrahim? Bukan Nabi Musa atau yang lain?. Jawabannya adalah karena nabi Ibrahim adalah nabi yang paling afdhal setelah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Alasan yang lain dikarenakan Allah subhanahu wa ta’ala bertajalli kepadanya dengan keindahanNya. Oleh sebab itu, Rasulullah mengajarkan dan memerintahkan bershalawat dengan shalawat ibrahimiyah ini kepada umatnya, agar mereka mendapatkan tajalli Allah dengan keindahanNya. Meskipun demikian, alasan terakhir ini tidak memberikan kesimpulan bahwa antara Rasulullah dengan Nabi Ibrahim dalam tingkatan yang sama.


Wallahu A’lam bish Shawab




Post: Blog Alumni As-Suniyah Kencong
Link: http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/11/ingin-bermimpi-rasulullah-bacalah.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat