Roshdul Qiblat, Saat Tepat Mengecek Kembali Arah Kiblat


Hari ini, Selasa 28 Mei 2013 pukul 16:17:54 WIB, adalah saat yang tepat untuk meluruskan arah kiblat untuk wilayah-wilayah di Indonesia yang mendapatkan cahaya matahari. Sore ini terjadi peristiwa yang disebut “roshdul qiblat” atau saat matahari benar-benar berada di atas Ka’bah.

Tepat pasa saat terjadi roshdul qiblat semua benda yang berdiri tegak bayangannya akan mengarah ke Ka’bah. Peristiwa alam ini dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan arah kiblat di masjid, musholla atau di tempat shalat masing-masing dengan cara yang sangat sederhana.

"Roshdul qiblat" adalah istilah khas di kalangan ahli falak pesantren. Istilah lain untuk Roshdul Qiblat adalah istiwa a‘dzam(istiwa utama) Mekkah atau transit utama matahari di atas kota Makkah. 

Peristiwa roshdul qiblat terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Mei dan Juli. Pada Mei 2013 ini roshdul qiblat terjadi pada tanggal 28, pukul 16:17:54 WIB. Peristiwa roshdul qiblat berlangsung singkat, sekitar satu menit saja.

Berikut ini cara mengukur arah qiblat dengan roshdul qiblat sesuai panduan Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama:

1. Tancapkan batang kayu yang lurus berdiri tegak
2. Amati perjalanan matahari sampai pada waktu yang diperkirakan tersebut.
3. Pada saat waktu tersebut, bayangan batang kayu itu mengarah ke tenggara (timur serong ke selatan)
4. Ujung bayangan sampai ke batang kayu (barat laut) adalah arah qiblat yang benar.

Lajnah Falakiyah PBNU mengimbau, apabila terdapat arah kiblat masjid atau musholla yang sudah ada ternyata tidak sesuai dengan arah kiblat yang diukur dengan memanfaatkan roshdul qiblat, maka bangunan itu tidak perlu dibongkar. “Cukup shafnya saja yang diluruskan sesuai dengan arah kiblat yang benar,” kata Ketua lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri terkait roshdul qiblat.


Post: NU Online, 28 Mei 2013
Repost: Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?