Mbah Amat (Kyai Achmad Abdul Haq, Watucongol) Pertahankan Salafiah (1988)
Dari Muktamar Wathoni III Robithoh Ma’ahid Al Islamiyah
Di Ponpes Watucongol, Desember 1988
Link Terkait
Kemunculan Kyai Achmad Abdul Haq selalu disambut kerumunan
masyarakat, terutama para santri. Mereka ingin bersalaman dengan kyai pimpinan
Pondok Pesantren Darusalam Watucongol,
yang lebih akrab dengan sebutan Mbah Amat. Kata mereka, ada perasaan ayem dan
merem bila dapat bersalaman dengan mbah amat, meskipun mereka juga menyadari
bahwa hal itu bukan berarti
memitoskan KH. Achmad Abdul
Haq.
Kyai Achmad Abdul Haq, Watucongol Image: Al-Itqon |
Rasa kagum masyarakat
Watucongol terhadap Mbah Amat cukup beralasan. Sebab, Watucongol yang semula
kondisinya memprihatinkan kini telah menjadi daerah perkotaan, karena pembinaan
Mbah Amat. Sarana transportasi dan penerangan pun kini telah dirasakan
masyarakat sekitar Watucongol. Seusai sholat Jum’at kemarin masyarakat juga merumbung Mbah Amat. Mereka pun berebutan ingin bersalaman
dengan kiyai yang juga dikenal sangat dekat dengan pemerintah dan rakyat
sekitarnya.
Pimpinan Pondok
Pesantren Tabu Ireng Jombang, yang juga salah satu direktur P3M (Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan Masyarakat) KH. M Yusuf Hasyim juga menilai KH. Achmad Abdul Haq telah mampu
mempertahakan nilai-nilai tradisi di PP. Darussalam Watucongol.
Dengan demikian Darussalam tetap
mempertahankan sesuatu yang baik dikembangkan di pesantren.
Nilai-nilai salafiah yang
tetap nampak menonjol di PP.
Darussalam diantaranya
terlihat dengan sikap hormat para santri kepada kiyai dan pesantrennya serta tidak adanya madrasah di
lingkungan pondok. “sikap sopan santun para santri dan sikap gotong royong
masyarakat sekitar pondok merupakan bukti keberhasilan PP. Darussalam mempertahankan nilai – nilai baik
tersebut , “ ujar KH. M Yusuf
Hasyim.
Dikatakan oleh KH. M Yusuf Hasyim, kalau nilai-nilai
asli pesantren ini bisa bertahan karena Watucongol dekat dengan kraton Yogya,
Pondok Pesantren Krapyak lebih dekat dengan Kraton. “ tetapi kenyataanya, Pondok Pesantren Darussalam, Watucongol justru lebih mampu mempertahankan nilai-nilai pondok,
“ tegas KH. M. Yusuf Hasyim.
Masalah hubungan dengan
kraton Yogya, KH. Achmad
Abdul Haq mengatakan memang ada hubungan. Kakek buyut saya ada hubungan dengan
keluarga kyai Nuriman Mangli, yang punya hubungan darah dengan Kraton,” tutur Mbah Amat dalam bahasa Jawa yang
halus. Bahkan sampai sekarang Mbah Amat
juga masih sering ke Yogya untuk bersilahturahmi ke kraton.
Sikap berbahasa Jawa
halus merupakan pembawaan KH. Achmad Abdul Haq yang sulit dihilangkan. Dengan siapapun Mbah Amat selalu
menggunakan bahasa halus, sehingga kadang-kadang menjadi rikuh. Kyai
yang merupakan pimpinan keempat Pondok
Pesantren Darusalam Watucongol ini
sekarang memimpin sekitar 500 santri dari berbagai daerah Indonesia.
Saat ini KH. Achmad Abdul Haq sedang punya gawe
besar. Di PP. Daruslam
Watucongol inilah sekitar 600 utusan pondok pesantren se-Indonesia bermuktamar.
Namun bagi Mbah Amat yang telah dikaruniai 9 anak dan 14 cucu, para santri
watucongol dan masyarakat sekitarnya kesibukan Muktamar Wathoni III Robithoh
Ma’ahid Al Islamiyah ini tidak terlalu dirasakan sebagai beban. Sebab,
ditempat ini sudah terbiasa diselengrakan pengajian besar yang dihadiri umat
islam berbagai daerah.
Meskipun demikian, ada
kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri yang tersimpan di hati Mbah Amat “Kula
ramen sanget. Bapak wakil Presiden Sudharmono, badhe rawuh mriki. “ ujar Mbah
Amat, bahwa ia merasa senang
karena Wapres. Sudharmono SH, malam ini pukul 20.00 akan membuka muktamar tersebut. Bahkan muktamar
juga akan mendengarkan ceramah- ceramah dari para menteri dan pejabat tinggi negara.
Post: Kedaulatan Rakyat, 17 Desember 1988
Komentar
Posting Komentar