KH. Said Agil Siradj: Tugas Ulama Juga Berperan untuk Kamaslahatan

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siradj, menegaskan tugas ulama tidak hanya liyattafaqqahu fiddin atau memahami ilmu agama. Ulama juga harus bisa menjalankan prinsip wal yundziru waumahum atau berperan untuk kemaslahatan masyarakat.

"Itu yang ingin dicapai NU selanjutnya di usianya yang menginjak 87 tahun. NU ingin mengekspor tasamuh, tawazun, dan tawasuth, prinsip dasar yang menjadikan ulama NU bisa menjalankan peran wal yundziru qaumahum," tegas Kiai Said di Jakarta.
Kiai Said menjelaskan, keinginan menyebarluaskan prinsip tasamuh, tawazun, dan tawasuth, khususnya ke kawasan Timur Tengah, didasarkan pada kondisi di sana yang menunjukan ketidakberimbangan peranan ulama antara liyattafaqqahu fiddin dan wal yundziru qaumahum. Akibatnya, ulama tidak bisa memberikan kontribusinya ke pemerintah setempat di mana dia berdomisili atas permasalahan di tengah masyarakat.

"Ulama di sana (Timur Tengah) hebat-hebat, jauh dari yang ada di Indonesia. Tapi kalau ditanya bagaimana peranannya untuk kemaslahatan masyarakat, kita lebih baik. Itu yang ingin kita tularkan," jelas Kiai bergelar Doktor lulusan Universitas Ummul Qura', Mekah tersebut.

Untuk di dalam negeri, Kiai Said menandaskan, NU akan terus menjalankan dan mengembangkan kiprahnya, membantu Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat. Meski demikian NU tak akan segan memberikan kritik dan masukan jika kebijakan Pemerintah tidak memihak masyarakat. "Pak Boediono (Wakil Presiden) pernah mengatakan Indonesia beruntung memiliki NU. Jadi selama ada NU, Insya Allah, Indonesia akan tetap aman," tandasnya.

Selain itu di masa kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PBNU, Kang Said, demikian Kiai Said disapa dalam kesehariannya mengungkapkan keinginan memenuhi target mendirikan 10 perguruan tinggi. Dari target tersebut tiga perguruan tinggi saat ini udah berhasil didirikan dan beroperasi, masing-masing di Cirebon, Halmahera, dan Lampung.

Post: Suara Merdeka, 01 Februari 2013
Repost: Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP-RMI-NU)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?