Pesantren Salaf Berkontribusi pada Dunia Islam
Pesantren Salaf yang berkembang di Indonesia merupakan bentuk sumbangan NU untuk dunia Islam. Pesantren salaf berikut pola pendidikannya dikembangkan secara masif oleh NU sebagai model pendidikan ideal.
Perihal ini disampaikan oleh M. Imam Aziz, seorang Ketua PBNU di Kantor NU Online, Lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (26/12) sore.
“Pesantren Salaf atau pola pengajaran salaf itu ya pengajaran kitab-kitab kuning yang disampaikan oleh para kiai,” katanya.
Menurutnya, pengajaran kitab gaya pesantren Salaf merupakan cara umat Islam dalam menyebarkan dan mempertahankan nilai-nilai agama Islam. Selain menyebarkan, pengajaran kitab Salaf baik melalui pesantren atau majelis taklim, mendekatkan masyarakat dengan sumber-sumber primer ajaran Islam.
Pesantren Salaf mendidik masyarakat untuk bersikap ilmiah. Sikap ilmiah tertanam di masyarakat dalam bentuk pendasaran pikiran dan perilaku yang selalu merujuk pada kitab-kitab tertentu. Kenyataan ini terus berlangsung sebelum masyarakat mengenal sikap ilmiah yang ditawarkan sistem pendidikan moderen, sekolah dan akademik kampus, imbuh Imam.
Pesantren Salaf juga memperkenal masyarakat pada budaya tulis, tambah Imam. Selain mengajarkan kitab-kitab kuning, para kiai dan santri tergerak untuk menulis ajaran-ajaran Islam dengan bahasa Arab dan bahasa lokal setempat.
NU yang diinisiasi oleh kalangan pesantren Salaf, memberikan jawaban-jawaban dalam mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat dunia. Ditinjau dari sudut agama dan sosial, NU melalui pesantren memiliki modal potensial dalam membentuk masyarakat dunia yang berbudaya, tegas Imam.
Komentar
Posting Komentar