Rako Prijanto Tertantang "Sang Kyai"



SOLO, RMI-NU- Menangani film Sang Kyai yang berlatar belakang kehidupan pesantren menjadi tantangan tersendiri bagi sutradara Rako Prijanto (39). Sepanjang hidupnya, Rako belum pernah mengenyam kehidupan pesantren. Rako juga bukan Nahdliyin atau dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Tantangan yang saya rasakan adalah bagaimana mencerna kultur kehidupan pesantren. Tantangan lainnya, mendapatkan izin dari keluarga besar KH Hasyim Asyari.

Namun, riset selama enam bulan membantunya menyelami kehidupan pesantren dan nahdliyin. "Tantangan yang saya rasakan adalah bagaimana mencerna kultur kehidupan pesantren. Tantangan lainnya, mendapatkan izin dari keluarga besar KH Hasyim Asy'ari. Almarhum juga adalah tokoh besar, panutan di NU yang membuat saya harus berhati-hati karena tidak mungkin saya ngarang-ngarang," kata Rako di sela syuting Sang Kyai di gedung Dewan Harian Cabang (DHC) '45 di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (16/12/2012).
Syuting di Kota Solo berlangsung selama empat hari dan akan berakhir, Selasa mendatang. Lokasi syuting lainnya adalah Kediri, Klaten, Ambarawa di Kabupaten Semarang, dan Kota Semarang.
Tentang motivasinya mengangkat kisah KH Hasyim Asy'ari, menurut Rako yang pernah menyutradarai film Ungu Violet, adalah keinginannya untuk menggali tentang Indonesia.
Hasil pencariannya, termasuk di dunia maya, mengerucut pada sosok KH Hasyim Asy'ari, salah seorang pendiri NU. Salah satu yang paling memengaruhinya adalah tulisan Menjadi NU, Menjadi Indonesia: Pemikiran KH Muchith Muzadi karya Ayu Sutarto.


Post: entertainment.kompas.com
Repost: Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP-RMI-NU)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?