Konsensus Ahli Sunnah terhadap Turunnya Isa Al-Masih di Akhir Zaman


Mempercayai bahwa al-Masih ad-Dajjal akan turun kebumi dan di jidatnya tertulis kata kâfir, kebenaran hadist-hadist yangmewartakan tentang Dajjal, dan akan turunnya Isa as yang kemudian akan membunuhDajjal di pintu negeri Lud adalah sebuah keniscayaan. Inilah pendapat imamAhmad bin Hambal yang terdapat dalam “Aqîdah Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ`ahsebagaimana diriwayakan ‘Abdûs bin Malik al-Aththâr dari beliau.

Imam Abu Muhammad al-Barbahârî berkata dalam Syarhas-sunnah berkata: “Iman dengan turunnya Isa as ialah ia akan turun ke mukabumi, akan membunuh Dajjal, menikah, shalat di belakang imam yang berasal darikeluarga Muhammad Saw, wafat, serta dimakamkan oleh orang-orang muslim”.

image source: kitabrisalah
Imam Ath-Thâhâwî dalam Al-Aqîdah al-Ath-Thahâwiyyahkata: “Kami percaya dengan tanda-tanda kiamat, seperti keluarnya Dajjal danturunnya Isa as dari langit…”.

Imam Asy’ari dalam Maqâlât al-Islâmiyyîn berkomentar:“Sederet keyakinan yang dianut oleh ahli hadits dan sunnah ialah percaya kepadaAllah, para malaikat, serta para rasul-Nya. Firman Allah dan hadist-haditsRasulullah Saw yang diriwayatkan para perawi yang tsiqah tidaklah merekatolak barang sedikitpun…dan mereka juga membenarkan akan keluarnya Dajjal kemudianakan dibunuh Isa as”.Imam Abu Muhammad Abdullah bin Abi Zaid al-Qairuwânîal-Maliki dalam risalah-nya yang terkenal berpendapat: “Kita harus percaya akankeluarnya Dajjal, turunnya Isa as ke muka bumi sebagai hakim yang adil yangakan membunuh Dajjal….”

Imam Abu Ahmad binHusain as-Syafi`i yang dikenal dengan nama Ibnu Hadad dalam Aqîdah-nyaberkata: “Tanda-tanda bahwa kiamat sudah dekat serti keluarnya Dajjal, turunnyaIsa as, munculnya asap, keluarnya binatang melata dari tanah, terbitnyamatahairi di ufuk Barat, dan lainnya sebagaimana yang terdapat dalamhadits-hadits sahih adalah benar adanya….”

Imam Ibnu Qudamah dalam Aqîdah-nya terkenalberkata: “Kita harus percaya dengan semua yang diwartakan Rasulullah Saw danhadits sahih yang diriwayatkan darinya yang membicarakan hal yang dapat kitasaksikan maupun yang tidak. Kita mengetahui bahwa hal itu adalah benar…..Dariapa yang dikatakan Nabi adalah tanda-tanda kiamat, seperti keluarnya Dajjal,turunnya Isa as yang kemudian membunuh Dajjal, keluanya Ya`jû` dan Ma`jûj,terbitnya matahri drai ufuk Barat, keluarnya bintang melata dari dalamtanah…dan yang liannya sebagaima yang diriwayatkan dalam hadits sahih”.

Ibnu Taimiyyah bekomentar: “Isa bin Maryam tetaplahhidup, Allah telah mengangkat ruh serta badan Isa kepada-Nya  Dan firman Allah Hai Isa, sesungguhnya Akuakan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu [QS. Ali Imran: 55],maksudnya adalah “mengambilmu”. Bagitu juga telah ditetapkan bahwa Isa as akanturun di menara putih yang terletak di sebelah timur Damaskus. Kemdudia iamembuhuh dajjal, menghancurkan salib, membunuh babi, dan menjadi hakim yangadil. Adapun yang dimaksud dengan kata at-tawaffâ ialah pengambilan,bisa juga yang dimaksudkan adalah mati atau tidur. Dan konteks pembicaraan yangada beserta Isa as memungkinkan untuk menafsirkan at-tawaffâ dengan semuaarti tersebut”.

Qadhi Iyadh berkata dalam Syarh ShahîhMuslim: “Menurut keyakinan Ahli Sunnah turunnya Isa as kemudian membunuh dajjaladalah benar karena keyakinan ini didukung dengan hadits-hadits sahih. Dan takditemukan dalil baik dari akal maupun syara’ yang menggugurkan keyakinantersebut. Oleh sebab itu, keyakinan akan turunnya Isa as yang kemudian membunuhdajjal musti dikukuhkan. Meski sebagian pengikut Muktazilah, Jahmiyyah, dan orang-orangyang menyepakati pendapat mereka menolak keyakinan tersebut. Mereka beranggapanbahwa hadits-hadits yang terkait dengan turunnya Isa as tidak dapat diterimakarena firman Allah bahwa Muhammad sebagai penutup para nabi [QS.Al-Ahzâb: 40], sabda Rasulullah Saw Tidak nabi setelahku, dankonsensus para ulama yang menyatakan tidak ada nabi setelah nabi Muhammad Sawdan syari’atnya akan tetap berlaku dan tidak dihapus sampai hari kiamat.Kesimpulan mereka ini jelas keliru. Sebab, turunnya Isa as tidak berarti iamenjadi nabi yang membawa syari’at baru yang menghapus syari’at kita, dan tidakjuga ditemukan baik dalam hadits maupun selainnya dalil yang mendukung pendapatmereka ini. Tetapi hadits-hadits ini dan hadits lain yang disebutkan dalam babiman dan selainnya, yang menyatakan bahwa Isa akan turun ke muka bumi sebagihakim yang adil, memutuskan segalanya dengan syari’at kita, dan menghidupkankembali ajaran-ajaran syari;at kita yang telah ditinggalkan oleh orang-oranadalah valid”. 

Lantas Qadhi Iyadh kembali memberikan komentar tentanghadits-hadits yang mingisahkan kisah dajjal: “Hadits-hadtis yang sebutkan imamMuslim dan lainnya dalam “Kisah Dajjal” ini merupakan hujjah bagi aliran AhliSunnah untuk menjustifikasikan kebenaran adanya dajjal, seorang yang bermatasatu, dijadikan Allah sebagai cobaan untuk hamba-hamba-Nya, dan  diberi kemampuan luar bisa. Seperti, mampumenghidupkan orang mati, bisa menjadikan keindahan dan kemegahan dunia, surga danneraka dunia beserta kedua sungainya, semua perbendahaarn dunia tundukkepadanya, bisa memerinthakan langit untuk menurunkan hujan dan bumimenumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Semua ini terjadi berkat kekuasan dan kehendakAllah Swt. Setelah itu Allah melemahkan dajjal, membunuhnya melalui Isa as danmeneguhkan orang-orang yang beriman. Demikianlah keyakinan Ahli Sunnah, semuaulama hadits, fikih, dan para cendekiawan berlawanan dengan keyakinan kaumKhawarij, Jahmiyyah, dan sebagian orang Muktazilah.

Al-Manâwî dalam Syarh Al-Jâmi’ Ash-Shaghîr berkomentar:“Para ulam telah bersepakat atas turunnya Isa as ke muka bumi sebaagi nabi.Tetapi ia membawa syari’at nabi kita, Muhammad Saw”. Dan pada bagian lain dalamkitab tersbeut, Al-Manâwî juga berkata: “Di dalam kitab Al-Mathâmih disebutkankonsensus para ulama terhadap turunnya Isa as dan tak ada seorangpun penganutagama Islam yang menolak konsensus tersebut kecuali dari kalangan filsuf danateis”.


As-Safarayainî dalam menjelaskan akidahnya berkata:“Turunnya Isa putera Maryam telah ditetapkan baik dalam Al-Qur`an, sunnah,maupun ijma’”. Kemudian As-Safrayainî menyebutkan dalil dari Al-Qur`an dansunnah. Lalu berkata: “Adapun dalil ijma’nya ialah kesepakatan umat Islam atasturunnya nabi Isa as dan tak ada seorangpun pemeluk Islam yang menolakkonsensus tersebut kecuali dari kalangan filsuf dan atheis di mana keduakalangan tersebut termasuk kelompok orang yang perbedaannya tidakdiperhitungkan. Dan umat Islam telah bersepkat bahwa Isa as akan turun danmenetapkan segala ssuatu dengan syarî’ah muhammadiyyah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat