Warga NU Gelar Kirab Revolusi Jihad


foto
REUTERS/Supri

Surabaya - Sekitar 300 warga Nahdlatul Ulama yang terdiri dari kalangan pesantren, pengurus NU tingkat pusat hingga daerah, dan beberapa badan otonom NU, Minggu, 20 November 2011, akan menggelarKirab Resolusi Jihad NU. Perserta kirab melakukan perjalanan dari Surabaya menuju ke Jakarta. "Kirab memakan waktu enam hari lima malam,” kata Koordinator Kirab, Imam Nahrowi, ketika menggelar keterangan pers Jum’at sore, 18 November 2011.

Kirab dimulai pukul 09.00 WIB dari halaman kantor DPC NU Kota Surabaya di Jalan Bubutan. Di tempat ini para ulama NU merumuskan Resolusi jihad NU yang dicetuskan 25 Oktober 1945. Rsolusi tersebut menjadi pelecut semangat perjuangan memerangi Belanda yang membonceng Inggris untuk menyerang Surabaya.

Peserta kirab akan membawa tiga bendera, yaitu bendera merah putih, bendera NU, serta bendera mu'tabarah an-nahdliyah (thoriqoh yang dianut warga NU). Ketiga bendera itu menjadi benda sakral karena melewati proses penyucian.

Sembilan orang penghafal Al-Qur’an membawa ketiga bendera itu untuk didoakan di seluruh makam Wali Songo, yakni dari Sunan Gunung Jati, Sunan Kali Jaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, dan Sunan Ampel.

Di seluruh makam itu, sembilan hafid (penghafal al-quran) membacakan doa-doa khusus sehingga tiga bendera benar-benar sakral dan suci. Tiga bendera itu juga didoakan secara khusus di makam Kiai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di komplek Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Proses pembacaan doa khusus bagi tiga bendera tersebut telah dimulai Kamis, 10 November 2011, dan hari ini sembilan penghafal quran sudah berada di Makam Gus Dur untuk terus berdoa hingga Minggu, 20 Novembre 2011. "Dari Jombang tiga bendera itu akan diambil oleh Ketua PBNU Kiai Said Aqil Siroj, Pak Muhaimin, serta beberapa kiai sepuh," ujar Imam Nahrowi. Dari Jombang, tiga bendera di bawa ke Surabaya untuk kemudian dikirab menuju ke Jakarta.

Jalannya kirab akan dilakukan estafet. Dimulai oleh pengurus NU Surabaya yang akan membawanya hingga ke kantor PCNU Gresik. Kemudian pengurus NU Gresik membawanya ke Lamongan, dilanjutkan ke Tuban, kemudian masuk Jawa Tengah hingga akhirnya finis di Tugu Monas. Di Monas akan digelar istiqosah dan diakhiri dengan membawa tiga bendera itu ke Kantor PBNU.

Semula, kirab dirancang dilakukan dengan jalan kaki. Kerena kondisi yang tidak memungkinkan, kirab akan digelar dengan menggunakan mobil. Namun sesekali peserta akan jalan kaki sekitar satu kilometer menjelang perbatasan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya.

Imam Nahrowi menegaskan, kirab dilakukan sebagai bentuk sosialisasi dan internalisasi semangat Resolusi Jihad kepada seluruh elemen bangsa. "Peristiwa resolusi jihad cenderung dilupakan, ini momentum untuk kembali mengingatkan arti pentingnya resolusi jihad," paparnya.

Adapun doa yang dipanjatkan sembilan penghafal Al Qur’an di sembilan makam Wali Songo serta makam Gus Dur, dimaksudkan juga untuk mendoakan bangsa Indonesia segera menuju bangsa yang makmur, adil dan beradab.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Sumber: Tempo.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat