Ulama Agar Belajar dari Kasus Cikeusik
LEBAK, Kompas: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) - Kepala Kepolisian Daerah Banten, Brigadir Jenderal Polisi Putut Bayuseno, mengatakan, kasus bentrokan yang mengakibatkan korban jiwa di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, jangan sampai terulang kembali.
Karena itu, kata Bayu saat pertemuan dengan ulama se-Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Rabu (6/5/20110, peran ulama harus bisa memberikan pencerahan yang kondusif kepada masyarakat.
"Saya minta ulama bisa memberikan pembinaan bidang keagamaan yang baik untuk menciptakan keamanan ketertiban masyarakat (Kamtibmas)," katanya.
Menurut dia, ulama juga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi anarkhis ketika menemukan adanya pemahaman yang menyimpang.
"Jika ditemukan kelompok tertentu yang menyimpang sebaiknya melaporkan kepada aparat kepolisian terdekat atau pejabat pemerintah di wilayahnya," katanya.
Dia juga mengatakan, kasus Cikeusik harus dijadikan pengalaman sebab akibatnya juga banyak ulama dan masyarakat yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
"Saya kira kekerasan bukan penyelesaian terbaik, bahkan menimbulkan permasalahan baru. Untuk itu, peran ulama harus dioptimalkan dalam melakukan pembinaan terhadap masyarakat," ujarnya.
Bayu menjelaskan, keterlibatan ulama dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat merupakan bagian dari upaya pencegahan terjadinya aksi anarkhis di masyarakat. Apalagi, terbatasnya personil kepolisian yang tidak dapat mengayomi seluruh masyarakat Banten.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak Lebak, KH Syatibi Hambali, mengaku selama ini kebijakan Polda Banten untuk menciptakan suasana aman dan kondusif di Kabupaten Lebak dinilai sangat bagus karena melibatkan ulama dan tokoh masyarakat.
"Kami siap ikut berperan aktif untuk menciptakan keamanan dan ketertiban secara intensif dengan melakukan pembinaan terhadap masyarakat," ujarnya.[Perhimpunan Pengembangan Peasantren dan Masyarakat (P3M): Kompas, Rabu, 06 April 2011]
Komentar
Posting Komentar