RMI Kab. Sidoarjo Adakan Pelatihan JIBAS


Sidoarjo, RMI- Para kiai jajaran struktural Pengurus Cabang NU (PC NU), ketua lembaga, pengurus Rabithah Ma’ahidil Islam (RMI), pengasuh pondok pesantren dan para santri dari ponpes se –Sidoarjo pada Sabtu, 4 Mei kemarin memadati aula besar kankemenag kab Sidoarjo Jl. Monginsidi no 3 Sidoarjo. Mereka hadir dalam rangka pembukaan acara Pelatihan JIBAS (Jaringan Informasi Bersama Antar Santri Pondok Pesantren (JIBAS). Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang RMI Sidoarjo berkerja sama dengan HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia) dan Kemenag Kab Sidoarjo.
Jajaran PC Syuriah yang hadir adalah KH A. Rofiq Siradj,. Jajaran tanfidziyah yang hadir adalah Ketua Tanfidziyah (KH A. Manaf Sholeh). Dari RMI yang hadir antara lain Agus H. Aflah Afriyadi, M.Ag (Ketua RMI). Kepala Kankemenag kab Sidoarjo (Drs. H. M. Nur Sjamsudin, M.Si) dan Kasi Pendidikan Diniyah dan Ponpes (H. Rohmad Nasruddin, M.Ag).
KH Rofiq Sirodj (Rois Syuriyah PCNU dalam sambutannya menyampaikan bahwa santi meskipun mengetahui IT (informasi teknologi) tetap harus memegang budaya dan nilai pesantren yang penuh dengan ketawahu’an, keikhlasan dan kesederhanaan. Pesantren harus mampu menjadi pioner terdepan sebagai lembaga yang mengajarkan nilai-nilai tawassuth, tasamuh ala ahli sunnah wal jamaah. Sedangkan KH Abd Manaf (Ketua PC NU Sidoarjo) mengharapkan agar melalui pelatihanJIBAS PC NU menginginkan 1) pesantren mampu membangun dan memiliki network dengan pihak luar untuk menginformasikan dan mengenalkan potensi-potensi-potensi yang dimiliki pesantren di Sidoarjo. 2) pesantren sebagai kekuatan utama NU harus kita berdayakan dan salah satunya adalah dengan membangun silaturrahmi melalui teknologi informasi.
Ketika diminta untuk menyampaikan pidato pembukaan (khutbah iftitah) bagi acara pelatihan JIBAStersebut, Drs. H. M. Nur Sjamsudin, M.Si menyampaikan beberapa hal. Pertama, bahwa NU terbukti dalam lembar sejarah Indonesia adalah organisasi social Islam yang memiliki peran dan sumbangan penting bagi NKRI baik dimasa pra-kemerdekaan, kemerdekaan, dan era pembangunan/ reformasi sekarang. Ulama dan santri adalah orang-orang yang memiliki semangat juang dalam mengusir kolonialisme Belanda, dan Jepang. Di era kemerdekaan, ketika Inggris dan Belanda mau merebut Negara Indoensia yang baru merdeka, NU menggelorakan Resolusi Jihad di Surabaya sehingga pecah Perang 10 Nopember. Kedua, NU adalah ormas yang menerima NKRI, Pancasila dan system demokrasi sebagai pilihan bernegara nagi umat Islam. NU turut menjaga keutuhan NKRI. Siapapun yang berusaha untuk memecah belah NKRI akan dilawan oleh NU.
Selanjutnya, Kepala Kantor menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya JIBAS ini. Semoga dapat member sumbangan kemajuan pesantren di Sidoarjo. Dan mohon maaf bila ada kekurangan dari kementerian agama dalam melayani kehidupan beragama di kabupaten Sidoarjo ini. (Im2)


Post: Kementrian Agama Jatim
Repost: Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah (PP.RMI.NU)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membaca Wirid Dan Doa Setelah Shalat

Muqaddimah Pidato/Ceramah di Kalangan Nahdlatul Ulama

BENARKAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NU I DAN KITAB I’ANAT ATH-THALIBIN MELARANG TAHLILAN?