Dr. Amin Haedari: Kiai, Ujung Tombak Penangkal Radikalisme
Selain membangun kesadaran kalangan pesantren, langkah selanjutnya adalah melakukan tahqiq atau tanqih. Ini semacam penelitian filologi yang mendalam terhadap kitab-kitab kuning. ''Tujuannya untuk melakukan kajian kritis terhadap kitab-kitab yang selama ini banyak digunakan di kalangan pesantren sekaligus mewaspadai pola-pola yang mereka lakukan sekaligus sebagai studi perbandingan,'' jelas Wakil Ketua Pimpinan Pusat Lakpesdam Nahdlatul Ulama (NU), Ahmad Baso. Kepemimpinan kiai Secara terpisah, Ketua PP RMI NU, KH Amin Haidari, menyatakan pesantren yang mengakomodasi radikalisme tidak akan berkembang. Sebab, pesantren seperti itu cenderung eksklusif. Masyarakat kerap tidak diikutsertakan dalam aplikasi nilai-nilai keislaman yang diajarkan pesantren seperti itu. Menurutnya, pesantren yang menganut paham seperti itu cenderung asosial. Lembaga seperti itu merasa dirinyalah yang paling benar sehingga cenderung mengabaikan orang lain. “Orang-orang s...